Market

Potensi Gagal Panen, Kementan Turun Gunung Atasi Banjir di Grobogan Jateng


Kementerian Pertanian siap membantu proses mitigasi banjir yang terjadi di Grobogan, Jawa Tengah yang mengakibatkan terendamnya 4.309 hektare sawah dan memicu potensi puso atau gagal panen terjadi.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebut, Grobogan merupakan salah satu wilayah penyangga pangan dan kawasan pertanian nasional yang harus dipulihkan karena dilanda banjir. “Grobogan salah satu kabupaten subur yang berpotensi mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (10/2/2024).

“Kami telah menginstruksikan jajaran untuk selalu siaga dan memantau perkembangan banjir di Grobogan, apabila ada yang gagal tanam dan lahan yang puso, bantuan bibit akan segera kami luncurkan ke wilayah terdampak,” jelas Amran.

Mentan juga meminta kepada seluruh stakeholders di bidang pertanian untuk siap siaga mengamankan pertanian Indonesia dalam berbagai tantangan yang terjadi. “Saya telah menugaskan jajaran untuk melakukan lompatan demi kenaikan produksi padi dan jagung, maka segala permasalahan yang terjadi di lapangan harus segera diselesaikan dengan cepat dan tepat,” kata Amran menjelaskan.

Penanganan akibat banjir tersebut sangat penting untuk mengamankan ketahanan pangan nasional yang terus meningkat. Meskipun banyak tantangan ke depan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang. “Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tepat, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia,” katanya menambahkan.

Amran pun memastikan bahwa Kementan akan memberikan bantuan benih gratis, terutama petani yang sudah mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). “Upaya-upaya itu akan lebih mudah dilakukan dalam kondisi genangan air yang saat ini sudah mulai surut,” katanya.

Adapun Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanaian, Ali Jamil menjelaskan, pihaknya terus upaya pencegahan atau penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan supaya lebih efektif.

“Pemerintah akan menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir. Silahkan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah,” jelasnya.

Ali Jamil juga meminta kepada Dinas Pertanian Daerah untuk mendorong petani mengikuti AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Pasalnya, pemerintah akan memberikan bantuan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp144 ribu per hektare. “AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani, karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” katanya menjelaskan.

“Dengan membayar premi hanya Rp36 ribu per hektare, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp6 juta per hektare,” kata Ali Jamil menambahkan.

Back to top button