News

Pernyataan Guntur Soekarno Dinilai Provokatif, PSI Sebut Tidak Mendidik


Wakil Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman mengingatkan bahayanya pernyataan putra sulung Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra yang menyebut Presiden Jokowi (Jokowi) mudah diatur jika Ganjar-Mahfud terpilih di Pilpres 2024 nanti.

“Pernyataan Mas Guntur memperlihatkan bibit-bibit otoritarianisme,” kata Andy kepada Inilah.com, Selasa (30/1/2024).

Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara hukum bukan negara kekuasaan, di mana negara dijalankan berdasar kehendak individu atau orang-orang yang berada di lingkaran kekuasaan.

“Jangan menyampaikan pernyataan provokatif yang tidak mendidik. Jangan mengajak orang kembali ke pola pikir otoritarianisme, dimana ‘L’État, c’est moi atau negara adalah saya’,” tegas dia.

Sebelumnya, putra sulung presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra meminta kepada seluruh pendukungnya untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Menurutnya, dengan kemenangan tersebut, maka baik Ganjar maupun Mahfud memiliki hak prerogatif memimpin bangsa.

“Kalau itu sudah tercapai, kekuasaan dan hak prerogatif ada di Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, baru yang lain mau kita apa-apain itu gampang. Termasuk Jokowi (Presiden Joko Widodo) itu mau kita apain, nantilah,” kata Guntur dalam orasinya di Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres Ganjar-Mahfud (TKRPP), Jalan Diponegoro Nomor 72, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).

Pernyataan tersebut lantas disambut meriah oleh seluruh relawan yang hadir. Mereka turut menyerukan adanya perlawanan atas tindakan Jokowi yang dianggap menyalahi jabatannya sebagai seorang kepala negara ini. “Ini kan banyak macam-macam, ada yang minta pemakzulan, ada yang minta ini, minta itu,” ungkapnya.

Guntur meminta kepada para relawan untuk berfokus dalam memenangkan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Baginya, hal tersebut tidak dapat ditunda sehingga keinginannya untuk membalas dendam Jokowi dapat terwujud.

Back to top button