Market

Rupiah Masih Tergerus Sentimen Kenaikan Suku Bunga Agresif AS

Sentimen masih belum beranjak dari momentum pasar yang mencermati potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif. Imbasnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (10/3/2023) atau akhir pekan merosot.

Rupiah pada Jumat ditutup melemah 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.450 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.433 per dolar AS.

“Pernyataan ketua Federal Reserve yang menyatakan AS mungkin perlu bertindak lebih agresif untuk menekan nilai inflasi beberapa waktu yang lalu menjadi faktor yang masih mempengaruhi sentimen pasar kali ini,” kata analis ICDX Revandra Aritama seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (10/3/2023).

Revandra menuturkan ekspektasi pasar tersebut berbeda dari perkiraan di awal tahun kemarin di mana Bank Sentral AS atau The Fed dipercaya mulai akan melakukan pelonggaran.

Namun, nilai inflasi AS yang masih jauh dari target dua persen menjadi warning bagi The Fed untuk tetap agresif terkait kebijakan suku bunga acuannya.

Pernyataan tersebut membebani mata uang negara berkembang karena potensi terjadinya capital outflow dari negara berkembang menuju AS yang menawarkan return yang kompetitif dengan risiko yang dinilai lebih rendah.

“Hal ini berpotensi memberikan tekanan bagi mata uang negara berkembang termasuk rupiah,” ujarnya.

Data yang dirilis pada Kamis (9/3/2023) menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat paling banyak dalam lima bulan pada minggu lalu, meskipun tren yang mendasari tetap konsisten dengan pasar tenaga kerja yang ketat.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (9/3/2023) bahwa permohonan untuk klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 4 Maret naik 21.000 menjadi 211.000 dari 190.000 pada minggu sebelumnya.

Fokus investor sekarang beralih ke data penggajian non-pertanian (NFP) yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat, dengan lebih banyak tanda-tanda kekuatan pasar tenaga kerja memberi Fed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga.

Menurut survei para ekonom Reuters, NFP kemungkinan meningkat 205.000 pekerjaan pada Februari setelah melonjak sebesar 517.000 pada Januari.

Pasar berjangka sekarang menyiratkan peluang sekitar 54 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan ini, dibandingkan dengan 70 persen sebelum rilis data. Suku bunga dana Fed diproyeksikan mencapai puncak tepat di bawah 5,5 persen pada Juli.

Bank sentral AS menggunakan suku bunga yang lebih tinggi untuk mengurangi inflasi. Tetapi suku bunga yang lebih tinggi itu meningkatkan biaya pinjaman konsumen, yang dapat memperlambat perekonomian.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.475 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.450 per dolar AS hingga Rp15.483 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat tergelincir ke posisi Rp15.468 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.438 per dolar AS.

Back to top button