Market

Menteri Etho Dukung Program PNM Mekaar, Berdayakan Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Program permodalan yang menyasar ibu rumah tangga dan perempuan prasejahtera konsisten menjalankan usaha kecil mikro ternyata mampu membawa masyarakat kurang mampu lebih mandiri.

Apalagi program ini tidak seketat dunia perbankan dalam mengucurkan modal. Syarat administrasi dan agunan tidak terlalu mengikat tetapi dalam bentuk tanggung jawab berkelompok untuk sama-sama mengangkat ekonomi keluarga.

Bahkan Menteri Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mendukung program pengentasan kemiskinan melalui usaha kecil mikro untuk berkembang lebih luas lagi.

Siapa gerangan yang mengembangkan program ini? Adalah PT Persero Permodalan Nasional Madani (PNM) yang mengembangkan program PNM Mekaar, sebagai layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha Ultra Mikro.

Melalui PMN Mekaar, BUMN ini mempertemukan para Account Officer (AO) dengan kelompok Perempuan yang rata-rata ibu rumah tangga. Selain itu, kata dia, para Nasabah PNM Mekaar bisa dikatakan juga sebagai pahlawan modern.

Alasannya, karena mereka memilih berjuang mengangkat ekonomi keluarganya tanpa melepas tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga. “Baik AO maupun Nasabah PNM Mekaar sama-sama berusaha mengangkat ekonomi keluarganya. Anda semua lah pahlawan era modern bangsa Indonesia,” ujar Erick saat menghadiri kegiatan “Rek Ayo Rek Dolen Karo Pak ET” di Surabaya, Sabtu (30/9/2023).

Buktinya, banyak data yang mengatakan negara maju bila kekuatan perempuan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Keunikan program PNM Mekaar dapat juga dilihat dari kriteria yang wajib dipenuhi nasabah PNM Mekaar,” katanya.

Pertama, Layanan PNM Mekaar difokuskan kepada perempuan pelaku usaha mikro dengan kondisi keluarga yang memiliki indeks pendapatan per kapita maksimal USS1,99 per hari atau Rp 800 ribu per bulan serta memenuhi indeks rumah (Cashpoor Index House).

“Kedua, Pembiayaan PNM Mekaar tidak mensyaratkan agunan fisik, melainkan bersifat tanggung renteng kelompok, dengan syarat kedisiplinan untuk mengikuti proses persiapan dan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM),” ujarnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 500 AO dan nasabah PNM tersebut, Menteri Etho menyatakan para AO layak disebut pahlawan karena mereka menjadi jembatan antara nasabah dengan sumber pembiayaan berbiaya sangat rendah.

“Mereka kerap mendampingi nasabah dari awal hingga mampu mengembangkan usahanya. Dimana pendampingannya dilakukan secara berkelompok,” tuturnya.

Selanjutnya, dalam satu kelompok minimal terdiri atas dua subkelompok dan maksimal enam dengan masing -masing beranggotakan lima hingga 30 nasabah.

“Keempat, Setiap kelompok atau subkelompok dipimpin oleh seorang ketua dan yang terakhir pertemuan kelompok, wajib dilaksanakan setiap minggu, sebagai salah satu cara untuk membayar angsuran mingguan,” ucapnya.

Menteri Etho, sapaan akrabnya, menyebut para Account Officer (AO) PT Persero Permodalan Nasional Madani (PNM) dan nasabah merupakan pahlawan Indonesia yang sesungguhnya pada era modern ini.

“Mereka menjadi garda terdepan dari salah satu programnya yaitu membina ekonomi keluarga sejahtera atau Mekaar,” katanya
 

.
 

Back to top button