Market

Pengamat Kebijakan Pangan Mulai Ragukan Impor Beras Efektif Tekan Harga

Kebijakan impor beras saat ini mulai diragukan keefektifannya untuk meredam kenaikan harga beras di berbagai daerah. Masyarakat tetap merasakan beban berat dari kenaikan harga beras.

Padahal kebijakan pemerintah tentang impor beras yang bertujuan meredam kenaikan harga beras di pasaran sampai saat ini belum terlihat efektivitasnya. Apalagi rencana impor beras yang dijanjikan 2 juta ton pada 2024 hingga kini belum ada kepastian.

“Sekarang ini harga beras merangkak naik, dan diprediksi tidak akan turun hingga tahun depan, bahkan cenderung terus naik,” kata pengamat politik kebijakan pangan, Syaiful Bahari dalam keterangan resminya Rabu (29/11/2023).

Menurut Syaiful, penyebab beras impor gagal menekan harga beras dalam negeri itu, karena alokasinya banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan bantuan sosial (bansos). Harga beras pun tidak mengalami penurunan karena penggunaannya tidak memiliki efek terhadap pasar.

Ia menyoroti kenaikan harga beras medium yang sekarang bertengger di angka Rp13.500 per kilogram dan harga premium berada di Rp15 ribu sampai Rp16 ribu per kilogram.

Syaiful menambahkan, jika mengacu kepada laporan tahun-tahun sebelumnya saat situasi normal, selalu ada surplus beras pada Desember. Angkanya rata-rata mencapai 1 hingga 1,5 juta ton sebagai cadangan beras nasional. Namun akhir tahun ini stok beras nasional justru defisit 1,45 juta ton.

Syaiful yang juga anggota Majelis Nasional Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) mengatakan, pada Januari 2024 defisit beras akan semakin besar. Perhitungannya bisa mencapai 1,6 juta ton.

Apalagi musim tanam serentak, juga tidak bisa serta merta dilakukan petani di kuartal pertama tahun depan.

“Artinya panen raya yang diharapkan bisa menutup stok gabah pada April nanti, sulit terjadi dan kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah di tengah perhelatan politik 2024,” katanya pula.

Dia mengatakan kenaikan harga beras pasar akhir tahun ini akan merambat ke sejumlah harga sembako.

“Kenaikan tersebut bukan disebabkan oleh siklus akhir tahun serta liburan natal dan tahun baru, tetapi memang tingkat produktivitas pangan nasional selama ini terus menurun,” kata dia lagi. 

Sementara dari Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras premium hari ini naik Rp20 ke Rp14.970 per kg dan beras medium naik Rp10 ke Rp13.170 per kg. Harga cabai merah keriting naik Rp820 ke Rp65.750 per kg dan cabai rawit merah melonjak Rp1.620 ke Rp84.220 per kg. 

Sedangkan harga daging sapi murni naik Rp490 ke Rp134.630 per kg dan telur ayam ras naik Rp60 ke Rp28.200. Harga minyak goreng kemasan sederhana naik Rp10 ke Rp17.360 per kg dan minyak goreng curah naik Rp60 ke Rp14.660 per kg.

Back to top button