Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kekecewaanya usai dikhianati oleh partai NasDem Anies Baswedan yang memilih Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapresnya.
“Saya mengerti, kita semua mengerti, politik itu memang penuh strategi, penuh siasat, penuh taktik, caranya banyak, tapi saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini,” ujar SBY saat memimpin Rapat Majelis Tinggi Demokrat, Jumat (1/9/2023).
Meski politik adalah sebuah strategi, namun SBY menilai cara yang dilakukan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh kepada Demokrat sudah di luar batas dalam beretika politik.
“Menurut saya melebihi batas kepatutan, moral dan etika dalam politik,” kata dia.
Dia pun mengatakan istilah yang cocok digunakan dalam bahasa inggris dalam menghadapi situasi ini. SBY berharap partainya tidak melakukan perilaku tersebut dalam dunia politik.
“Ya kasar, ya kalau bisa menggunakan istilah bahasa inggris, it’s really ugly. Dan mudah-mudahan kita tidak melakukan perilaku politik seperti itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, ketua Umum (Ketum) Partai NasDem, Surya Paloh menyebut bahwa duet Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres-cawapres 2024 terjadi secara spontanitas.
“Saya harus jujur menyatakan enggak pernah ada dipersiapkan, jawaban spontan seperti ini agar kalian nilai ada kejujuran atau enggak. Enggak ada mempersiapkan,” tegas Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (31/8/2023) malam.
Dia juga menyatakan bahwa kerja sama antar NasDem dan PKB bukan merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu, Paloh masih akan melihat respons dari masyarakat soal posisi Cak Imin sebagai cawapres, sehingga pada Sabtu (2/9/2023) pihaknya baru akan mengumumkan.
“(Terkait deklarasi) apakah itu dilakukan? Kalaupun itu dilakukan di mana? Kapan waktunya? Saya pikir mungkin progres ini akan berjalan cukup cepat, kita lihat perkembangan besok barangkali,” imbuh dia.
Paloh juga menyatakan bahwa duet Anies-Cak Imin berpeluang untuk dideklarasikan pada Sabtu (2/9/2023) di Surabaya, Jawa Timur.
Ajat M Fajar
