Hangout

Pakar Kesehatan Ungkap Cara Nilai Kualitas Udara Tanpa Perlu Gunakan Alat

Cara sederhana bisa dilakukan untuk melihat bagaimana kualitas udara sehari-hari di sekitar Anda. Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sekaligus pakar paru Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR ,, ada beberapa cara mudah untuk menilai kualitas udara tanpa menggunakan alat yang sulit dan hanya mengandalkan indera penglihatan.

“Kalau tidak punya akses atau jaringan (internet) sebenarnya kita bisa memberikan cara menilai sederhana. Kalau bisa melihat dari jarak lebih dari 15 km maka kita katakan itu baik,” ujarnya dalam konferensi pers terkait polusi udara yang digelar virtual, Jakarta, Rabu (23/08/2023).

Dia menambahkan, apabila seseorang bisa melihat sampai sejauh 10 km ke depan maka menandakan kualitas udara di lingkungannya berada pada kategori sedang.

Agus mengatakan kondisi kualitas udara yang tak sehat ditandai dengan seseorang yang hanya memiliki jarak pandang sejauh 2,5 km hingga 4 km.

Sementara kualitas udara di kawasan itu dapat dikatakan sangat tidak sehat bila jarak pandang seseorang sekitar 1,5 – 2,4 km.

“Kalau kurang dari 1,4 km itu tidak baik. Tidak sehat itu kalau hanya 2,5 km sudah tidak kelihatan atau buram. Ini cara sederhana menilai kualitas udara tanpa alat,” kata Agus.

Agus menuturkan polusi merupakan akumulasi berbagai bahan berbahaya di dalam udara yang dapat menimbulkan efek buruk bagi manusia, hewan, dan vegetasi dengan nilai polutan di atas nilai normal.

Menurut dia, ada beberapa parameter untuk mengukur kualitas udara, menggunakan indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) misalnya.

Indeks kualitas udara apabila di atas 500 menunjukkan tingkat polusi udara berbahaya yang lebih tinggi. Sementara kualitas udara yang baik berkisar dari 0 hingga 50.

“Sebagai contoh kalau tidak sehat itu 151-200, nilai particulate matter (PM) 2.5 itu 55,5 – 150,” papar Agus.

Dia menganjurkan masyarakat rutin memantau kualitas udara, sebagai salah satu upaya yang bisa mereka lakukan saat polusi udara tinggi.

Selain itu, masyarakat juga perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan saat kalau kualitas udara tidak sehat dan menghindari aktivitas fisik berat termasuk berolahraga saat kualitas udara tidak baik.

Kemudian, apabila mereka beraktivitas di luar ruangan sebaiknya hindari kawasan berpolusi udara dan memakai masker atau respirator apabila beraktivitas di luar ruangan.

Masyarakat juga perlu menjaga stamina dengan menerapkan pola hidup sehat dan berkonsultasi ke dokter apabila ada masalah kesehatan muncul.

Back to top button