Hangout

NTT jadi Wilayah dengan Tingkat Penderita Obesitas Terendah Sebanyak 10,3 Persen

Belakangan ini kerap kali ditemukan pemberitaan mengenai masyarakat Indonesia yang menderita obesitas. Bahkan hingga timbul korban jiwa. Obesitas atau kegemukan merupakan akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan yang memiliki resiko tinggi.

Obesitas dapat menyerang baik laki-laki maupun perempuan, biasanya obesitas datang dari jenis konsumsi yang masuk ke dalam tubuh.

“Salah satu penyebab utama obesitas adalah makanan yang dikonsumsi, masyarakat saat ini merasa bahwa makanan itu enak jika mengandung banyak gula dan lemak. Padahal justru itu sangat berbahaya bagi tubuh,” kata DR. Dr. Em Yunir, Sp.PD.KEMD sebagai Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) & Dokter Spesials Penyakit Dalam Sub Endokrin dalam acara temu media virtual, Jakarta, Selasa (11/07/2023).

Obesitas terbagi menjadi dua jenis berdasarkan dengan bentuk tubuh penderitanya, pada laki-laki umumya terjadi obesitas dengan apple shaped obesity. Lemak menumpuk di bagian tengah tubuh sehingga tergambarkan seperti bentuk apel. Kemudian pada perempuan biasanya mengalami pear shaped obesity, lemak menumpuk pada bagian bawah garis atau tulang pinggang sehingga terlihat seperti bentuk buah pir.

Menurut data provinsi yang dimiliki oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengenai penyebaran penderita diabetes di Indonesia, Nusa Tenggara Timr (NTT) menjadi provinsi dengan tingkat penderita diabetes terendah dan Sulawesi Utara dengan tingat penderita diabetes tertinggi.

“Melihat data provinsi tahun 2018. Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah provinsi dengan penderita diabetes terendah yaitu 10,3 persen, sedangkan Sulawesi Tenggara menjadi provinsi dengan penderita diabetes tertinggi sebanyak 30,2 persen,” ucap Em Yunir.

Jumlah total keseluruhan prevalensi penderita obesitas pada tahun 2007 adalah 10,3 persen. Kemudian naik pada tahun 2018 menjadi 21,8 persen.

Em Yunir menambahkan bahwa selanjutnya dapat terjadi penambahan angka penderita diabetes yang semakin banyak.

“Menurut hasil epidemologi obesitas di seluruh dunia, diperkirakan pada tahun 2030 nanti di dunia akan ada 1,12 miliar masyarakat yang menderita obesitas,” tambahnya.

Masyarakat diharapkan dapat lebih menjaga konsumsi makanan yang masuk bagi diri sendiri dan melakukan perhitungan kadar gula serta lemak yang ada di dalam tubuh agar dapat mendeteksi apakah terdapat kemungkinan obesitas ataupun tidak.

Back to top button