Hangout

Mbak Dorce, Coba Dengar Ceramah dan Pesan Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat ikut memberikan tanggapan terkait ramainya pro kontra soal wasiat Dorce Gamalama tentang kematiannya kelak.

Tanpa menyebutkan nama, UAH memberikan nasihat dan saran yang menyejukkan.

UAH memberikan penyampaian adab ketika ada orang sakit, baik Muslim mapun non Muslim. Yakni yang pertama dilakukan adalah mendoakan terlebih dahulu.

Beliau juga menuturkan yang penting adalah mendoakan semoga diberi kesehatan dan kuat.

“Kita mendoakan dulu semoga diberikan kesehatan, kebaikan. Dan dengan keadaan sehat, kuat, dan baik itu (dia) mampu menatap segala hal dengan bijak, mulia, dan mendapat bimbingan dari Allah SWT,” tutur UAH seperti dikutip dalam kanal YouTube Adi Hidayat Official yang berjudul ‘Ketika Seorang Transgender Berwasiat’.

UAH juga melanjutkan, kita harus bisa menjelaskan dengan cara bijak dan lembut untuk memberikan pemahaman tentang tuntunan-tuntunan dalam syariat.

Syariat dalam Islam mengikat hukumnya bagi setiap umat muslim.

Sebab itu, seseorang yang mengubah tampilan-tampilan fisik seperti transgender, itu merupakan perbuatan terlarang bahkan tidak dibenarkan oleh agama.

Dirinya juga memahami saat orang tua berharap mempunyai bayi laki-laki namun yang terlahir ternyata bayi perempuan.

Bahkan, UAH memberi contoh keluarga Ali Imron dan Hanna, Imran berharap bayi laki-laki tapi yang lahir bayi perempuan dan kemudian diberi nama Maryam.

Kisah tersebut berada pada QS Ali Imran ayat 35-36 yang artinya sebagai berikut:

35. (ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

36. Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”

Namun, UAH menerangkan bahwa ada hikmah dibalik lahirnya bayi perempuan itu ternyata ada maslahat juga.

Baik untuk pribadi dia sebagai perempuan maupun menyempurnakan keadaan di keluarga, termasuk menyempurnakan sifat orang tua, dll.

“Kalau tidak lahir Maryam, bagaimana lahirnya Isa atau Yesus atau Messiah Alaihi Salam? Kan (Isa) lahirnya dari Maryam. Ada hikmah dari lahirnya Maryam,” ujar Adi Hidayat.

UAH menjelaskan bahwa manusia memiliki rasa dan pikiran yang terbatas.

Allah yang Maha Mengetahui dengan jangkauan pengetahuannya yang tanpa batas, memberikan gambaran dan ketetapan, yaitu adanya kehidupan dan maslahat ke depan yang lebih baik lagi.

Oleh karena itu, ia menyarankan, orang-orang yang terjebak dalam kondisi demikian -misalnya melakukan transgender karena dorongan-dorongan tertentu- diberikan pencerahan supaya tidak bergeser dari kemaslahatan hidupnya.

Menurut UAH, mengubah penampilan, perilaku, berdampak pada ketenangan dalam kehidupan.

“Puncaknya, pada akhirnya akan memberikan beban di saat berkehidupan, atau di akhir kehidupan menjelang kematian, atau setelah dia wafat. Allah Maha Mengetahui semua itu, dikabarkan kepada kita melalui firman Allah,” tuturnya.

Jadi, kata UAH melanjutkan, perlu didorong agar seseorang kembali ke jalannya yang dulu. Dalam bahasa agama: bertaubat, memperbaiki diri, beristighfar mohon ampunan kepada Allah.

Kalau fitrahnya adalah laki-laki, sebelum diubah dengan proses tertentu, maka cara-cara memproses kematian jika telah meninggal sesuai ajalnya yang merupakan ketentuan Allah -bukan prediksi manusia- adalah sesuai fitrah awal penciptaannya sebagai laki-laki.

Jika transgender itu awalnya laki-laki, maka cara memandikan, mengafani, dan seterusnya sampai dikuburkan, sesuai dengan fitrah awal penciptaannya sebagai laki-laki.

“Meskipun dia laki-laki sekalipun telah mengubah penampilan diri, tetap diperlakukan seperti laki-laki. Jika fitrah awalnya perempuan diperlakukan seperti perempuan,” ucap UAH.

Menurutnya, jika dalam kehidupan saat ini, transgender tersebut masih sehat, masih ada kesempatan mengubah kembali ke fitrah asal.

“Memperbaiki dengan cara yang baik, bertaubat yang mulia, masya Allah, boleh jadi itu tanda husnul khotimah,” ucap dia.

UAH menjelaskan bahwa manusia itu tidak akan mendapat satu penilaian dari Allah SWT berdasarkan komentar dan penilaian dari orang-orang sekitarnya.

Oleh karena itu, jangan pernah menjadikan beban hidup kita itu dititipkan pada komentar orang lain. Jangan takut dengan celaan orang kalau berbuat baik.

“Jangan takut dengan komentar orang dan beban yang orang berikan kepada kita kalau kita ingin memuliakan kehidupan kita dalam pandangan Allah. Kita dihisab bukan berdasarkan komen, like, dan dislike orang lain,” tutur UAH.

Ivan Setyadhi

Dreamer, Chelsea Garis Biru, Nakama, Family Man, Bismillah Untuk Semuanya, Alhamdulillah Atas Segalanya
Back to top button