Market

Catat ini, Anak Buah Sri Mulyani Percaya Hilirisasi Nikel Dongkrak Ekonomi 7 Persen

Terkait polemik hilirisasi nikel, anak buah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ikut-ikutan bicara. Bahwa, hilirisasi nikel yang digagas Presiden Jokowi mampu mendongkrak ekonomi hingga 7 persen.

Tenaga Ahli Sri Mulyani bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Kiki Verico menerangkan, hilirisasi nikel yang digalakkan Presiden Jokowi sejak 2020, sukses mendorong transformasi ekonomi.

“Hilirisasi tak hanya meningkatkan nilai tambah dan ekspor, namun turut membuat Indonesia memperoleh surplus perdagangan lewat produk nikel yang sudah diolah, walau masih setengah jadi,” kata Kiki, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Menurut Kiki, nilai tambah dari ekspor produk turunan nikel yang sudah mengalami penghiliran, meningkat tajam. Kurang lebih, 33 kali lipat lebih tinggi dibanding ekspor bijih nikel, atau pun berbentuk konsentrat.

“Estimasi kenaikan nilai tambah dari sebelum dan setelah hilirisasi, dilihat dari proksi nilai ekspor produk turunan nikel yaitu antara 30 hingga 31 kali lebih tinggi dari bila hanya mengekspor nikel mentah,” kata Kiki.

Hilirisasi nikel ini, lanjutnya, menimbulkan efek domino yang positif bagi perekonomian nasional, Tidak hanya kepada produk turunan, namun juga sektor-sektor lain. Baik bahan mentah maupun jasa terkait langsung dan tidak langsung.

“Untuk meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi dari lima ke tujuh persen, Indonesia memerlukan pertumbuhan manufaktur setidaknya sembilan persen. Itu artinya Indonesia membutuhkan pertumbuhan manufaktur dua kali lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan saat ini. Hilirisasi menjadi jalan pilihan mendorong bangkitnya industri manufaktur sehingga ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi lagi,” ungkapnya.

Penghiliran nikel dipastikan mengurangi ketergantungan Indonesia pada sumber daya alam mentah. Nikel yang diproduksi puluhan smelter di Indonesia kini tak hanya menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI), Ferro Alloy dan Nickel Matte, tapi juga sejumlah produk turunan jenis HS-4 seperti Pyrometallurgy, Hydrometallurgy, Stainless Steel Chain 1, Stainless Steel Chain 2 dan Battery Chain.

Kiki mengatakan, tiga produk HS-4 alami kenaikan ekspor yang sangat signifikan usai hilirisasi, antara lain, HS-7218 (Stainless Steel Chain 1) sebesar 9,9 kali lipat, HS-2825 (Bagian Hydrometallurgical) sebesar 9,6 kail lipat, lalu HS-7501 (Bagian Pyrometallurgical) sebesar 7,6 kali lipat. Sementara pada Stainless Steel Chain-2 terdapat sebanyak 85 persen HS-4 mengalami peningkatan ekspor antara 1,4 hingga 5 kali lipat.

“Berarti hilirisasi berhasil meningkatkan nilai tambah sehingga saat ekspor mentah nikel dihentikan, tumbuh 22 produk turunan HS-4 yang meningkat ekspornya sehingga lebih menguntungkan Indonesia,” ungkap Kiki.

Kiki turut memaparkan data yang menunjukkan bahwa 77 persen produk turunan HS-4 nikel masuk kategori meningkat dan tetap kuat. “Hanya 18 persen HS-4 yang ‘tetap lemah’ karena memang transformasi belum sepenuhnya mencapai battery chain,” pungkasnya.

Mudah-mudahan benar. Saat ini saja, industri smelter nikel yang didominasi China, tak banyak berdampak kepada perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional tetap berkutat di level 5 persen. Jangankan 7 persen, mendekati 6 persen saja, sulit sekali.

Back to top button