Kanal

Mawar Merah Kini Bebas Saat Hari Valentine di Arab Saudi

Hari Valentine kali ini Arab Saudi terasa berbeda. Sebelumnya siapa saja yang ingin membeli bunga seperti mawar merah di hari kasih sayang yang jatuh pada setiap 14 Februari harus sembunyi-sembunyi. Kini semuanya telah berubah.

Perayaan Valentine memang budaya yang berasal dari Barat dan dianggap tidak sejalan dengan ajaran Islam. Di beberapa negara Timur Tengah tegas menyatakan melarang aktivitas yang berkaitan dengan Hari Valentine ini.

Di Arab Saudi misalnya, sebelumnya warga yang ingin merayakan Valentine harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Ini dilakukan demi menghindari sanksi atau hukuman dari Komite untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan atau yang dikenal polisi moral Saudi.

Polisi moral Arab Saudi sebelumnya juga melarang penjualan mawar merah serta melarang toko-toko memajang barang-barang berwarna merah dan merah jambu menjelang hari Valentine. Meski begitu, para pedagang tetap menjual barang-barang Valentine secara sembunyi-sembunyi. Buket bunga dan hiasan hati dijual secara diam-diam dengan harga yang sangat tinggi.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi semakin terbuka dengan budaya lain termasuk dengan perayaan Valentine. Sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) diangkat menjadi Putra Mahkota Saudi pada 2017, Arab Saudi memang terus menunjukkan sisi yang lebih moderat. Arab Saudi mulai memperhatikan hak-hak perempuan seperti hak mengemudi dan bepergian, hingga mengizinkan perayaan Valentine maupun Halloween.

Valentine Arab Saudi

Semula hanya mimpi

Rawan MJ Radwan, seorang jurnalis di Arab News dalam sebuah tulisannya mengungkapkan, lima tahun terakhir, Hari Valentine telah dirayakan di Arab Saudi dengan cara megah. “Pemandangan yang sejujurnya saya pikir hanya akan mungkin terjadi dalam mimpi saya atau lintas batas negara,” katanya.

Ia tidak pernah menyangka akan melihat begitu banyak truk dan mobil pengiriman melewati kota-kota Arab Saudi, mengirimkan banyak produk yang berhubungan Hari Valentine. Mulai dari mawar bertangkai panjang hingga cokelat dan mainan mewah pada hari yang dianggap anti-etis terhadap kesopanan Islam.

Banyak promosi menawarkan acara makan malam pribadi untuk dua orang dalam suasana paling romantis dimasak oleh koki Saudi. Para desainer perhiasan lokal juga merilis edisi khusus demikian pula para penjual cokelat dan makanan.

Meraki, sebuah restoran fine-dining Yunani di Riyadh, misalnya, mulai bebas menawarkan para pasangan ‘pengalaman makan malam romantis yang terinspirasi oleh kisah cinta Penelope dan Odysseus’. Demikian pula Restoran Jepang Nobu di Jeddah terang-terangan menyajikan penampilan live DJ bagi tamu yang ingin santap malam untuk menu-menu yang dipilih secara khusus.

Pasangan di Kerajaan ini seperti menemukan cara baru untuk mengungkapkan cinta dan pengabdian mereka satu sama lain melalui gerakan kecil atau besar, sesuatu yang pernah disembunyikan dari mata publik karena takut dianiaya oleh polisi moral kerajaan.

Banyak orang Arab Saudi dan ekspatriat sebelumnya harus mengatur hadiah beberapa minggu ke depan, dan secara rahasia. Toko bunga akan menghapus semua jejak mawar merah dan merah muda, boneka beruang akan dihapus dari vendor, dan bahkan kartu tidak tersedia untuk dijual. Beberapa pemilik toko akan tutup pada hari yang seharusnya menjadi hari tersibuk sepanjang tahun.

Valentine Arab Saudi

Kini semuanya telah berubah. Mengutip Al-Arabiya, CEO dan Chairman Floward, Abdulaziz al-Loughani, mengatakan belakangan ini pun, banyak orang yang mulai menyerbu toko bunganya secara terang-terangan.

Setiap tahun, penjualan menjelang dan pada Hari Valentine meningkat beberapa kali lipat dibandingkan hari dan kesempatan lainnya. “Setiap tahun kami melihat peningkatan permintaan pada hari Valentine dan banyak orang yang merayakan momen spesial ini,” kata al-Loughani.

“Kami pikir sikap dan perilaku orang-orang sudah mulai terbentuk (untuk membeli bunga), namun sekarang mereka mulai bertindak secara publik daripada secara privat,” lanjutnya.

Sementara manajer toko bunga di Riyadh, Little Flora, Soneil juga mengatakan bahwa di masa lalu para pelanggan kerap memesan tiga sampai empat hari sebelum hari H. Mereka juga tak banyak menulis kartu ucapan. Namun kini, orang-orang menurutnya mulai berani menulis kartu ucapan dan memesan langsung di situs web mereka ketimbang datang diam-diam.

“Volume pesanan selalu ada, namun sekarang ada lebih banyak keterbukaan di antara orang-orang. Kami tidak pernah melihat peningkatan yang signifikan. Sekarang orang-orang datang dan langsung membuat pesanan untuk istri atau pacar mereka,” kata Soneil.

Valentine Arab Saudi

Semua itu berubah sejak 2018 ketika ulama Arab Saudi dan mantan Direktur Jenderal Komite Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan di Makkah, Sheikh Ahmed Qasim al-Ghamdi, mengatakan bahwa merayakan Hari Valentine tidak berbeda dengan Hari Ibu, Hari Guru, Hari Nasional, hari ulang tahun atau peringatan pernikahan. Peringatan seperti itu bukan ‘tidak Islami’.

Ia mengatakan bahwa merayakan Hari Valentine tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena bersifat duniawi, sosial, seperti halnya merayakan Hari Nasional dan Hari Ibu. “Ini adalah masalah yang manusiawi dan sosial. Memberi selamat kepada orang-orang karena tidak bertentangan dengan syariah,” katanya, ketika itu.

Bagi beberapa orang mungkin menganggap fenomena yang terjadi saat ini di Arab Saudi adalah sesuatu yang berlebihan bahkan melanggar syariah. Sementara yang lain percaya ini adalah salah satu dari banyak hari yang indah untuk menunjukkan cinta, seperti yang mereka inginkan, kepada orang terdekat mereka.

Back to top button