News

Mantan Ketum PSSI LaNyalla: Entah Apa Alasan Polisi Menembakan Gas Air Mata

Ketua DPD yang juga mantan Ketua Umum PSSI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyesalkan pola penanganan terhadap suporter yang turun ke stadion Kanjuruhan oleh polisi dengan menembakan gas air mata. Akibat kepanikan massal dan dampak dari gas air mata, ratusan orang yang berdesakan ingin keluar dari tribun menjadi korban.

“Larangan penggunaan gas air mata itu telah diatur FIFA dan tertuang pada Bab III tentang Stewards, pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan. Jelas ditulis. Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa,” kata LaNyalla dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).

Mantan Ketua Umum PSSI itu juga menilai hal itu membuktikan lemahnya koordinasi. Padahal sebelum pertandingan, pasti ada rakor pengamanan antara Panpel dengan Kepolisian. “Entah apa alasan yang membuat polisi menembakkan gas air mata ke tribun, sehingga membuat kepanikan massal,” tandas LaNyalla.

Dia menambahkan, strategi evakuasi yang utama adalah mengamankan pemain, dan itu sudah dilakukan. “Selanjutnya tinggal mencegah penonton melakukan perusakan atau saling serang antara dua kubu. Sambil semua pintu keluar dan jalur evakuasi dibuka untuk pengosongan stadion,” katanya.

Menurut LaNyalla, pengosongan tribun dengan menembakkan gas air mata, jelas menyalahi aturan FIFA. Dia bahkan menyebut, peristiwa ini menjadi catatan kelam sepakbola nasional.

LaNyalla menyatakan turut berdukacita atas peristiwa tersebut dan meminta semua stakeholder sepakbola nasional melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kerusuhan sepakbola memang pernah terjadi. Tapi kejadian di Kanjuruhan ini sangat luar biasa, karena jumlah korban sangat besar. Sebuah catatan kelam bagi persepakbolaan nasional, bahkan dunia. Saya prihatin dan menyesalkan kenapa hal itu harus terjadi,” ujarnya.

Back to top button