Market

LRT Jabodebek Telat, PTKAI Sampaikan Permintaan Maaf

Meski menghabiskan anggaran hingga Rp 32,6 triliun bukan jaminan akan berjalan lancar usai diresmikan Pesiden Jokowi. Pada hari kedua usai peresmia, LRT Jabodebek mengalami keterlambatan. PT KAI selaku pengelola pun menyampaikan permohonan maaf.

Perjalanan LRT Jabodebek hari Selasa (29/8/2023) ini, mengalami keterlambatan. Padahal moda transportasi ini baru saja diresmikan penggunaanya oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemarin Senin. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI melalui Divisi LRT Jabodebek menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan perjalanan LRT Jabodebek hari ini. Keterlambatan itu menimbulkan ketidaknyamanan dalam perjalanannya.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari keterlambatan perjalanan LRT Jabodebek hari ini,” ujar Manager Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo lewat keterangan tertulis, Selasa (29/8/2023)

Saat ini LRT Jabodebek mengoperasikan sebanyak 12 trainset atau rangkaian kereta dan 158 perjalanan setiap harinya. Adapun tarifnya yang ditawarkan adalah tarif promo yang diberlakukan hingga akhir September 2023 sebesar Rp 5.000.

LRT Jabodebek beroperasi mulai pukul 05.00-20.00 WIB. Dengan jam keberangkatannya paling awal dari Stasiun LRT Jati Mulya ke Dukuh Atas pada pukul 05.00 WIB; Dukuh Atas ke Jati Mulya 05.58 WIB; Harjamukti ke Dukuh Atas 05.09 WIB; dan Dukuh Atas ke Harjamukti 05.09 WIB.

Sementara keberangkatan terakhir LRT Jabodebek saat ini dari Dukuh Atas ke Jatimulya pukul 18.58 WIB; Jatimulya ke Dukuh Atas 18.00 WIB; Harjamukti ke Dukuh Atas 17.49 WIB; dan Dukuh Atas ke Harjamukti 17.49 WIB.

“Antusiasme warga masyarakat cukup baik terhadap dioperasikannya LRT Jabodebek. Hal itu menunjukkan bahwa transportasi yang disiapkan pemerintah ini akan mampu menjadi alternatif transportasi pilihan di wilayah Jabodebek nantinya,” ucap Kuswardoyo.

Perjalanan LRT Jabodebek saat ini memiliki jarak waktu kedatangan antar kereta mencapai 20 menit. Hal tersebut dikarenakan frekuensi dan trainset yang dioperasikan masih terbatas mengikuti grafik perjalanan kereta yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan.

“LRT Jabodebek terus berupaya membenahi beberapa kekurangan yang masih ada, dan mengakibatkan berkurangnya kenyamanan bagi para pengguna jasa LRT Jabodebek,” tutur dia.

LRT Jabodebek telah beroperasi secara komersial usai diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Senin awal pekan ini, di Stasiun LRT Cawang, Jakarta Selatan. Pada saat peresmiannya, hadir pula sejumlah menteri yang ikut menjajal moda transportasi kereta ringan tersebut.

Kesalahan dari Awal

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo pernah membeberkan masalah-masalah yang terjadi pada proyek LRT Jabodebek. Dia menyebutkan ketiadaan integrator sistem pada proyek LRT Jabodebek berdampak pada kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait dan adanya kesalahan desain pada prasarana kereta.

Dia menjelaskan proyek LRT Jabodebek terbagi menjadi 6 komponen. Secara rinci, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) memegang bagian prasarana, PT Industri Kereta Api atau Inka bertanggung jawab dalam pembangunan rangkaian kereta, PT Len Industri (Persero) memegang masalah persinyalan.

“Selain itu, KAF bertanggung jawab dalam masalah permesinan kereta, Siemens bertanggung jawab dalam pengembang perangkat lunak [software] dan PT Indosat untuk bagian konektivitas,” jelas Tiko yang dikutip saat acara InJourney Talks secara daring, Selasa (1/8/2023).

Masalah yang memicu polemik pun diungkapkan Tiko. Menurutnya, salah satu akibat ketiadaan integrator sistem ini adalah kesalahan desain pada jembatan longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan. Tiko menuturkan, kesalahan tersebut terjadi akibat Adhi Karya, yang bertanggung jawab dalam hal prasarana, membangun jembatan tersebut tanpa menguji sudut kemiringan kereta. Dia mengatakan jembatan tersebut seharusnya dibuat lebih lebar agar kereta dapat melaju dengan optimal.

Akibatnya, rangkaian kereta LRT Jabodebek kini harus berbelok dengan kecepatan yang pelan, sekitar 20 kilometer per jam, saat melewati jembatan ini. “Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up,” jelasnya. Kurangnya koordinasi antarkomponen pada proyek ini juga menimbulkan masalah lain. Tiko menyebutkan pihak Siemens sempat mengeluh karena 31 rangkaian kereta yang dibuat oleh Inka memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.

Back to top button