Market

KESDM Belum Temukan Pengganti Perusahaan Minyak Rusia di Blok Natuna


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui saat ini belum ada investor yang serius menggantikan posisi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia yakni Zarubezhneft di Blok Tuna, Kepulauan Natuna, Provinsi Kepri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, sampai saat ini belum ada operator pengganti yang serius untuk mengeksplorasi cadangan migas di Blok Tuna bersama dengan Harbour Energy.

“Kalau buka data room sudah, tapi belum ada (potensi pengganti) yang serius. Belum ada yang serius betul masuk. Masih proses,” kata Tutuka kepada awak media di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Senin (12/2/2024).

Padahal sudah banyak perusahaan yang membuka data untuk melihat potensi Blok Tuna, namun belum ada perusahaan yang serius akan menandatangani kontrak di Wilayah Kerja (WK) itu.

“Blok Tuna juga masih banyak (peminat) tapi belum ada yang serius mau sampai tanda tangan kontrak sampai komersialisasi,” katnya menambahkan.

Saat ini Blok Tuna sendiri ditangani perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang memegang hak partisipasi sebesar 50 persen di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.

Namun seiring pecahnya perang Rusia dengan Ukraina, maka Uni Eropa dan pemerintah Inggris memberikan sanksi kepada Zarubezhneft.

Oleh sebab itu, Zarubezhneft pun akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek tersebut. Mengingat Harbour Energy telah diwanti-wanti oleh pemerintah setempat untuk tidak bertransaksi apalagi berpartner dengan perusahaan asal Rusia.

Dengan sanksi finansial yang dikenakan Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat membuat Zarubezhneft kesulitan pendanaan untuk menggarap blok tersebut.
 

Back to top button