Presiden Jokowi meresmikan operasional kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dijuluki Kereta Whoosh, pada 2 Oktober 2023. (Foto: Antara).
Jangan bangga dulu, Indonesia punya kereta cepat buatan China yang kini dinamai Kereta Whoosh. Masa balik modal atau break event point (BEP)-nya diprediksi bisa sampai ratusan tahun. Sudah jadi rongsokan dong.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Rosan P Roeslani mengaku belum punya angka pasti mengenai BEP kereta cepat Whoosh yang menelan biaya US$8 miliar, atau setara Rp114, 24 triliun (kurs Rp14.280/US$) itu.
Namun, mantan Dubes RI untuk AS ini, tak bisa membantah ketika disodori hasil perhitungan ekonom senior Faisal Basri. Dia menyebut, balik modal kereta Whoosh bergantung tingkat keterisian kereta.
Jika tingkat keterisian kereta Whoosh hanya 50 persen, 36 kali perjalanan (trip) per hari, harga tiket Rp300 ribu. Dengan asumsi kurs Rp14.300/US$, maka masa BEP-nya ketemu 139 tahun.
Rosan tak bisa membantah, bisa jadi karena memang angka yang disodori Faisal Basri itu masuk akal. Karena hanya menghitung pendapatan dari jualan tiket, belum bisnis ikutan lain yang bisa didapat. Nama kerennya penghasilan dari non farebox.
“Itu kan hitungan dari tiket 139 tahun. Di situ (stasiun) ada tenant, sponsor, naming rights, jadi kalau dilihat hanya dari tiket,” kata mantan Ketum Kadin Indonesia itu.
Rosan menuturkan, Indonesia layak berbangga karena memiliki kereta cepat yang pertama kali di Asia Tenggara. Pemerintah ingin terus mengembangkannya hingga ke kota besar lainnya seperti Surabaya. Namun, tentu saja, perlu transfer teknologi.
“Rencananya ini juga ada transfer teknologi, jadi kita musti lihat ini secara keseluruhan. Jangan kita lihat ini dari segi harga tiket saja,” kata Rosan.
Bisa dibayangkan, kalau benar perhitungan Faisal Basri, BEP kereta Whoosh bisa lebih dari seabad, belum sampai balik modal, keretanya sudah jadi rongsokan. Menurut standar Jepang saja, umur trainset paling lama 30 tahun sudah harus diganti.
Topik
BERITA TERKAIT
