Hangout

Kanker Kulit Umumnya Serang Kelompok Usia Lanjut

Kanker kulit merupakan salah satu jenis penyakit yang meskipun jarang ditemui di Indonesia, namun tetap harus diwaspadai.

Terdapat dua tipe kanker kulit yaitu kanker kulit melanoma dan kanker kulit non-melanoma, akan tetapi kanker kulit non-melanoma terbagi kembali menjadi beberapa 2 jenis yaitu, karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS).

Di Indonesia saat ini kanker kulit non-melanoma berada pada urutan ke-15 dari 36 kanker.

Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) Yadi Permana mengatakan bahwa berdasarkan data Globocan di tahun 2020, angka kasus baru kanker kulit non-melanoma sebesar 1,99 persen.

“Berdasarkan data Globocan tahun 2020, angka kasus baru kanker non-melanoma di Indonesia sebesar 1,99 persen,” kata Dr M. Yadi Permana, SpB(K) Onk dalam temu media virtual, Jakarta, Rabu (02/08/2023).

Tingkat penderita kanker kulit jenis non-melanoma di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan jenis kanker kulit melanoma.

Akan tetapi, kanker kulit jenis melanoma menjadi kanker kulit yang berbahaya, karena kanker jenis ini lebih agresif dan tingkat resiko kematiannya lebih besar.

Faktor penyebab utama dari terjadinya kanker kulit adalah paparan sinar UV yang sangat menusuk hingga menembus lapisan kulit luar.

Paparan sinar UV di Indonesia sendiri juga terhitung tinggi karena Indonesia menjadi negara tropis yang berada di garis khatulistiwa, sehingga sinar matahari di Indonesia sangat cerah.

“Faktor penyebab terbesar kanker kulit adalah terkena paparan sinar UV. Biasanya paparan sinar UVA lebih berbahaya dibandingkan dengan paparan sinar UVB, sinar UVA memberikan resiko hingga 95 persen dan UVB sebesar 5 persen,” ucap Yadi.

Usia rata-rata penderita kanker kulit adalah mereka yang berada pada 60 hingga 68 tahun. Hal tersebut terjadi karena kanker kulit dapat timbul setelah seseorang terpapar pancaran sinar UV dalam jangka waktu yang cukup panjang yaitu sekitar satu hingga lima tahun.

Yadi mengatakan bahwa dalam pengamatannnya selama dia bekerja ini, tidak pernah menemui adanya kanker kulit yang terjadi pada anak-anak.

Gejala yang timbul dari penderita kanker kulit juga hanya disertai dengan rasa gatal ataupun keberadaan lesi yang dirasa cukup asing, seperti timbulnya tahi lalat yang semakin lama ukurannya semakin membesar. Lesi dapat timbul diberbagai area kulit di tubuh manusia.

Lesi adalah istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh.

Yadi menambahkan, masyarakat Indonesia kerap kali tidak menyadari bahwa mereka menderita kanker kulit, karena menganggap remeh gejala yang timbul seperti gatal dan timbul bercak merah pada kulit yang dianggap hanya sebagai keadaan gatal biasa.

“Biasanya masyarakat tuh menganggap remeh gejala yang ada seperti ada rasa gatal yang disertai bercak merah tapi dianggapnya hanya gatal biasa. Kemudian ada lesi yang seperti tahi lalat, sudah terlihat kalau ukurannya bertumbuh tapi tidak dihiraukan. Akhirnya pergi kedokter saat lesinya sudah besar sekali. Bahkan tidak jarang kalau di area wajah, tahi lalat itu sudah hampir menedekati mata baru dia pergi ke dokter,” tambahnya.

Dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia yang bekerja di bawah sinar matahari untuk menggunakan perlindungan diri yang cukup. Dia mencontohkan, salah satunya seperti pekerja ojek online harus menggunakan helm, sarung tangan, dan jaket.

Lalu untuk pria maupun wanita disarankan untuk menggunakan sunscreen sebagai upaya memproteksi kulit.

Back to top button