Hangout

Hujan Buatan Jadi Senjata Baru Melawan Polusi Udara di Jabodetabek

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran publik terhadap polusi udara yang semakin parah di wilayah Jakarta dan sekitarnya, pemerintah telah mengambil langkah proaktif. Pada Minggu (27/8/2023), hujan buatan berhasil diguyurkan di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi tingkat polusi udara yang telah menyelimuti Ibu Kota dan sekitarnya.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini adalah hasil dari kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI Angkatan Udara. Awalnya, posko operasi TMC berada di Bandara Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Husein Sastranegara, Bandung. Namun, untuk efisiensi, posko akan dipindahkan ke Bandara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Menurut Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, Budi Harsoyo, operasi ini telah berjalan selama empat hari. “Kami menggunakan CASA 212 untuk menyemai 4.800 kilogram garam dan 800 kilogram kapur tohor ke awan kumulus dan stratokumulus,” ujarnya. Total jam terbang pesawat ini mencapai 10 jam 35 menit, dan hasilnya sudah mulai terlihat. “Sejak sore tadi, kami sudah menerima banyak laporan hujan di beberapa wilayah,” tambah Budi.

BMKG memprediksi hujan akan terus turun di sejumlah wilayah Jabodetabek hingga pukul 21.00. Namun, intensitas hujan akan berbeda-beda, mulai dari sedang hingga lebat, bahkan disertai petir. Sementara itu, stok bahan semai yang tersisa masih cukup banyak, dan operasi TMC akan terus dilakukan.

Operasi ini diharapkan tidak hanya akan mengurangi polusi udara tetapi juga membantu dalam penanggulangan bencana dan pertanian. Namun, ini bukan solusi satu-satunya. “Kami masih membutuhkan upaya lain, termasuk dari masyarakat, untuk mengatasi masalah polusi udara ini,” pungkas Budi.

Dengan operasi TMC ini, pemerintah berharap bisa memberikan solusi jangka pendek sambil terus bekerja pada solusi jangka panjang untuk masalah polusi udara di Jabodetabek.

Back to top button