Market

Gaduh Saham 134 Pegawai Kemenkeu, Prastowo: PNS Berbisnis Tidak Salah

Temuan KPK tentang 134 pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) punya saham di perusahaan istri Rafael Alun Trisambodo, eks eks pegawai pajak yang punya rekening gendut Rp56 miliar, sedang didalami anak buah Menkeu Sri Mulyani.

Juru Bicara Kemenkeu, Yustinus Prastowo mengatakan, Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenkeu tengah menelisik informasi tersebut.

Pihak Itjen Kemenkeu sedang mendalaminya, setelah terima laporan 134 pegawai Kemenkeu pada Jumat lalu. Kita sedang dalami,” ungkap Prastowo di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin (13/3/2023).

Mantan pengamat perpajakan inim menerangkan bahwa penelusuran 134 pegawai Kemenkeu ini, dilakukan dengan hati-hati betul. Apalagi, tidak ada larangan bagi pegawai Kemenkeu untuk berbisnis.

“Memang tidak ada larangan PNS berbisnis. Yang penting memberitahukan, melaporkan dan menjaga tidak ada konflik kepentingan dan abuse of power. Itu yang harus dijaga betul,” kata Prastowo.

Adapun bisnis yang boleh dijalankan PNS terkait katering makanan, fotografi, jasa wisata, dan bisnis yang tak terkait dengan tugas dan fungsi di Kemenkeu. “Kalau menyalahgunakan wewenang, itu enggak bener. Itu konflik kepentingan,” tandasnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti 134 pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu yang memiliki saham di 280 perusahaan tertutup. Atas hal ini, KPK meminta Kemenkeu melakukan penelusuran lebih lanjut terkait saham yang dimiliki pegawai pajak.

Sebelumnya, Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan meminta Kemenkeu segera menindaklanjuti temuan 134 pegawai Kemenkeu yang berbisnis dengan perusahaan atas nama istri Rafael.

“Kita sampaikan dengan surat. Surat saya ke Pak Irjen (Kemenkeu) 134 nama pegawai pajak yang memiliki saham di 280 perusahaan tertutup,” kata Pahala, Jakarta, Jumat (10/3/2023).

Kata Pahala, KPK menemukan, mayoritas saham yang digenggam 134 pegawai Kemenkeu itu, dimiliki istri dari para pegawai pajak. Di sini, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut atas saham-saham tersebut.

“Ini bukan berarti yang 134 salah, bukan. Tapi dalam surat saya sebutkan tolong ditindaklanjuti, ditindaklanjuti kenapa mereka punya perusahaan ini. Kan umumnya atas nama istrinya. Kenapa mereka punya perusahaan, perusahaan apa itu, ada kaitannya tidak dengan jabatan mereka,” imbuhnya.

Back to top button