Market

Era Jokowi, China Jadi Raja Kereta Api di Indonesia


Tentu bukan suatu kebetulan China seringakli menang dalam tender pengadaan kereta api di Indonesia. Bahkan, pabrik kereta api cepat dan KRL yang akan diimpor dari China, sama. Masih percaya semuanya kebetulan?

Peneliti China dari Center for Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Zulfikar Rakhmat mencium gelagat tak sedap dari keputusan PT Kereta Api Api (KAI) Commuter memborong 3 kereta api listrik (KRL) dari China.

Apalagi, kata Fikar, sapaan akrabnya, kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekarang berjuluk Kereta Whoosh, satu pabril dengan KRL, yakni CRRC Sifang Co, Ltd. Di mana, Sifang adalah anak usaha yang sepenuhnya dimiliki CRRC, BUMN China yang diselenggarakan dan diawasi State Assets Supervision Administration Commission (SASAC).

Diketahui KAI Commuter mengeluarkan Rp783 miliar untuk mengimpor 3 KRL tipe KCI-SFC120-V dari BUMN China tersebut. 

“Saya lihat impor 3 KRL dari China berkaitan dengan kerja sama dengan perusahaan yang sama yang membangun kereta cepat. Ini menunjukkan ketergantungan Indonesia terhadap China,” ujar Zulfikar, dikutip Sabtu (10/2/2024).

Bahkan, Zulfikar pun menduga keputusan KAI Commuter memilih impor KRL dari China juga menjadi langkah awal untuk mendukung rencana pemerintah membangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

“Bisa jadi juga ini jadi tahapan awal rencana pemerintah Indonesia untuk menggandeng China kembali dalam proyek kereta cepat sampai Surabaya,” tuturnya.

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter memastikan keputusan impor KRL baru dari China tidak berkaitan dengan peran CRRC dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Adapun sebanyak 11 set Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan hasil pabrikan CRRC Qingdao Sifang di China.

Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menegaskan, keputusan untuk mengimpor KRL dari China, atas dasar kebutuhan. Tidak dipengaruhi oleh siapapun.

“Tidak ada hubungannya [dengan proyek KCJB], ini pure pengadaan. Makanya selalu ada BPKP, LKPP, jadi memang proses pengadaan harus ada pembanding dan tidak ada rekomendasi dari siapapun,” ujar Anne, Selasa (6/2/2024).

Dia membeberkan, dalam proses pengadaan impor KRL, KCI telah melalukan penjajakan dengan tiga negara yakni Jepang, Korea dan China. Hanya saja, setelah mempertimbangkan sejumlah spesifikasi teknis dan harga, pihaknya memutuskan untuk mengimpor dari China. 
 

Back to top button