Market

Dukung Pengusaha Lokal, Cosmos Jadi Pusat Penelitian UMKM

Jumat, 16 Des 2022 – 01:02 WIB

IFC World Bank Gandeng Sektor Swasta Indonesia

Peluncuran Cosmos sebagai Center for SME Movements, bersama akademisi dan para mitra. Foto dari kanan; Evermos, Telkomsel, Cosmos, Akademisi UNPAD, dan IFC di Museum Nasional Jakarta, Kamis (15/12/2022) (Foto: Dok IFC)

Memulai usaha UMKM menjadi tren baru bagi generasi yang ingin menginjakkan kakinya di dunia bisnis. UMKM berada pada bidang kebutuhan dasar dan bisa di mulai dengan cara yang sederhana, sehingga jenis usaha yang satu ini banyak di pilih masyarakat dengan pengetahuan transformasi digital yang belum luas.

Walaupun begitu, para pelaku UMKM tetap menjalankan bisnisnya walaupun pemahaman mereka belum mendalam mengenai pemasaran dan pengembangan produk. Kurangnya akses dan wawasan pelaku usaha UMKM terhadap ragam pasar, membuat mereka kesulitan untuk meraup keuntungan. Hal ini sangat disayangkan, mengingat saat ini transformasi digital sedang sangat pesat.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (KEMENKOPUKM), pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia menyumbang hingga 40 persen kekuatan ekonomi digital ASEAN. Selain itu, jumlah transaksi digital di Indonesia terhadap pembelian produk UMKM mencapai 55 transaksi persetiap detiknya. Hal ini menunjukkan kekuatan pasar digital di Indonesia tidak main-main.

“Teman-teman semuanya, UMKM adalah kita. Keberadaan UMKM menyumbang 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” kata Fiki Satari, seorang akademisi UNPAD dan pebisnis clothing distro saat peluncuran Cosmos di Museum Nasional Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Cosmos Sebagai Pusat Lembaga Riset UMKM

Melihat pertumbuhan ekonomi digital ini, pihak-pihak akademisi kemudian membangun sebuah lembaga riset UMKM independen, yaitu Cosmos (Center for SME Movements). Peluncuran lembaga ini menjadi wadah berpikir (think tank) guna mengangkat daya saing UMKM Indonesia di tingkat nasional dan internasional.

Peluncuran lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM lokal agar mampu menjadi tuan rumah di negeri nya sendiri, serta mendukung tercapainya kesejahteraan sosial.

“UKM memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Namun, di sisi lain potensi dan tantangan juga muncul secara beriringan. Salah satu tantangan tersebut adalah aksesibilitas terhadap informasi,” ujar Titah Yudhistira, sebagai Executive Director Cosmos.

Oleh sebab itu, Cosmos tidak bergerak sendiri. Untuk mewujudkan tujuannya, cosmos menggaet beberapa mitra strategis. Mitra tersebut ialah perusahaan startup Evermos, dan perusahaan modal ventura Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), serta di dukung oleh International Finance Corporation (IFC).

“Kami merasa ada strategic fit antara Evermos dan Cosmos guna memberikan dampak yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian Indonesia. Pada wadah ini nantinya kami bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman berdampak pada bisnis yang cukup signifikan,” ungkap Ghufron Mustaqim, CEO Evermos.

Tidak hanya Evermos, dalam riset ini, Telkom berperan untuk mendukung startup yang memiliki visi mengembangkan para UMKM. Dukungan tersebut berupa digital service, digital advertising, serta metode untuk meraih pasar para pengusaha.

Sedangkan IFC sendiri mendukung Cosmos melalui penyaluran berupa modal investasi yang fokus kepada Standar Nasional Indonesia (SNI). Ini dilakukan agar para pengusaha lebih terfokus kepada peningkatan kualitas produk mereka.

Titah menyebut, dalam menjalankan penelitiannya, ia akan menggunakan strategi Pentahelix. Strategi ini yaitu melibatkan berbagai unsur masyarakat dan lembaga untuk mewujudkan inovasi.

Melalui kolaborasi tersebut, ia berharap interaksi sinergis antara inovasi dan sumberdaya yang ada akan terwujud, demi meningkatkan kualitas UMKM. 

Back to top button