Market

Angkanya di Bawah Nasional, BPS: Pemprov Sulsel Sukses Jaga Inflasi


Upaya Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) mengerem kenaikan harga atau inflasi, khususnya bahan pangan, layak diberi jempol. BPS mencatat, inflasi April 2024 di provinsi itu berada di angka 0,15 persen. Lebih rendah ketimbang inflasi nasional sebesar 0,25 persen.

Kepala BPS Sulsel, Aryanto di Makassar, Kamis (2/5/2024), mengatakan, tingkat inflasi Sulsel pada April 2024, baik secara bulanan (month to month/mtm), tahun kalender (year to date/ytd) maupun tahunan (year on year/yoy) masih di bawah nasional.

“Secara bulanan inflasi Sulsel itu 0,15 persen (mtm), tahun kalender Januari-April sebesar 1,20 persen (ytd) dan 2,61 persen secara yoy,” ujar Aryanto.

Aryanto menjelaskan, Inflasi secara tahunan, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,82 persen.

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,47 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,89 persen.

Kelompok kesehatan sebesar 2,15 persen; kelompok transportasi sebesar 1,95 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,14 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,77 persen.

Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,25 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,04 persen. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks.

Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi yoy pada April 2024, yakni beras, tomat, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), angkutan udara, cabai rawit, telur ayam ras, bawang putih, daging ayam ras dan gula pasir.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy antara lain: ikan bandeng, ikan teri, bahan bakar minyak (BBM), minyak goreng, tempe, kentang, sabun cair, labu siam, kol putih dan asam.

Sementara itu, pengamat ekonomi Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Makassar, Rosnaini Daga mengatakan, pemerintah harus bisa mengendalikan inflasi agar tidak melebihi dua digit.

“Pengendalian inflasi bukanlah hal sepele. Kita akan bisa melakukan pengendalian jika semua mau bersinergi secara bersama-sama. Inflasi dapat menggerus perekonomian dan membahayakan kestabilan masyarakat jika tidak dikendalikan,” ucapnya.
 

Back to top button