Arena

Dito Ariotedjo, Menpora Termuda dan Tugas-tugas Besarnya

Dito Ariotedjo, pada usia 32 tahun, 6 bulan, dan 9 hari, dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada Senin (3/4). Dengan itu, Dito menjadi Menpora termuda ketiga dalam sejarah Indonesia. Meskipun usianya masih terbilang muda, Dito siap mengemban tugas dan kewajibannya.

Dito, yang lahir pada 25 September 1990, menjadi menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju menggeser Nadiem Makarim yang dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada usia 35 tahun, 3 bulan, 19 hari, dan kemudian dilebur dengan jabatan Menteri Riset dan Teknologi.

Setelah dilantik, Dito langsung memulai tugasnya dengan serangkaian kegiatan. Ia bertemu dengan jajaran di Kemenpora dan rumah Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman. Pada Selasa (4/4), ia menerima tongkat estafet dari Pelaksana Tugas Menpora Muhadjir Effendy di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta.

Meskipun banyak yang meragukan posisinya sebagai Menpora karena usianya yang masih tergolong muda, Dito siap menjawab sejumlah keraguan tersebut. Ia menyadari bahwa banyak pekerjaan rumah menantinya, termasuk menyangkut pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20.

”Saya menyadari duduk di sini (ditunjuk sebagai Menpora) di tengah isu olahraga yang sedang ramai, terutama terkait dicoretnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Tetapi, hingga kini, Ketua Umum PSSI masih memperjuangkan nasib Indonesia dengan bertemu FIFA. Insya Allah dalam minggu ini, kita bisa mendengarkan bahwa pertemuan itu bisa membawa kabar baik. Kita berharap itu karena dampaknya akan banyak,” ujar Dito dalam kata sambutan sebelum acara Serah Terima Jabatan Menpora di Jakarta, Selasa (4/4/2023).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Dito Ariotedjo (kedua kiri), bersama Plt Menpora, Muhadjir Effendi (kedua kanan), Mantan Menpora, Zainudin Amali (kanan), dan Hayono Isman (kiri), saling berangkulan tangan usai serah terima jabatan Menpora di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (4/4/2023). (Foto: Inilah.com/Agus Priatna)
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Dito Ariotedjo (kedua kiri), bersama Plt Menpora, Muhadjir Effendi (kedua kanan), Mantan Menpora, Zainudin Amali (kanan), dan Hayono Isman (kiri), saling berangkulan tangan usai serah terima jabatan Menpora di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (4/4/2023). (Foto: Inilah.com/Agus Priatna)

Dalam sambutannya itu juga, Dito menyatakan tekadnya untuk memajukan dunia olahraga Indonesia dengan merangkul dan mencari titik temu, serta dengan inovasi-inovasi ala anak muda. Ia ingin membuktikan bahwa generasi muda bisa memimpin dan membawa Indonesia lebih baik.

Saat ditanya awak media mengenai spekulasi Indonesia menjadi pengganti Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023, Dito belum mau banyak berkomentar. Dito yang baru dilantik per 3 April 2023 itu meminta publik sepak bola nasional bersabar sembari menunggu kabar baik dari Etho.

”Untuk masalah sepak bola, kita mendorong Ketua Umum PSSI yang sudah mencanangkan programnya, kita akan mendukungnya. Saat ini, Ketua Umum PSSI sedang dalam perjalanan menuju FIFA. Kami yakin, di bawah kepemimpinan Pak Erick, transformasi sepak bola nasional bisa tercapai. Terkait Piala Dunia U-17 dibawa ke Indonesia, itu juga lebih baik menunggu hasil pertemuan tersebut,” kata Dito usai Serah Terima Jabatan Menpora.

Bukan hanya urusan sepak bola, Dito juga dihadapkan dengan sejumlah tantangan, salah satunya adalah SEA Games XXXII/2023 di Kamboja. Hingga saat ini, Kontingen Indonesia untuk pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara edisi ke-32 itu belum terbentuk, padahal hanya tinggal menghitung hari menuju pelaksanaannya pada 5-17 Mei.

Ini menjadi PR pada awal masa kepemimpinan Dito sebagai Menpora. Dalam rapat bersama Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Surono, Dito harus memutuskan cabang olahraga, jumlah atlet, hingga estimasi raihan medali dengan bijak. Sebab, SEA Games Kamboja bukan target utama, melainkan hanya sasaran antara. Target utama adalah Olimpiade.

Selain SEA Games Kamboja, Indonesia juga dihadapkan dengan ajang besar lainnya, seperti Asian Games XIX/2023 di Hangzhou, China, dan ANOC World Beach Games 2023 di Bali. Semua ajang ini harus dipersiapkan dengan matang agar Indonesia dapat meraih prestasi yang membanggakan.

Back to top button