Market

Diserang Isu Kesehatan Hingga Reproduksi, KPPU Tolak Labelisasi BPA Galon Guna Ulang

Informasi yang menyebut minum air galon guna ulang membahayakan kesehatan, bahkan memicu kemandulan, belum teruji. Dinilai sebagai bagian dari perang label BPA di bisnis air minum dalam kemasan (AMDK).

Perang label BPA (Bisphenol-A) di bsinis AMDK, menurut anggota Komisioner Komisi Pengawas Persaingan usaha (KPPU), Chandra Setiawan, kental persaingan bisnis tak sehat. Polemik kontaminasi BPA yang berujung kepada upaya pelabelan produk air minum dalam kemasan (AMDK) ini, berpotensi diskriminasi. Yang jelas-jelas dilarang dalam hukum persaingan usaha. “Sebab, 99 persen industri ini menggunakan galon tersebut (berbahan BPA), dan hanya segelintir yang menggunakan galon sekali pakai (PET),” kata Chandra, Jakarta, dikutip Kamis (10/8/2023).

Beredar informasi yang belum jelas kebenarannya, mengonsumsi air galon guna ulang bisa menimbulkan gangguan kesuburan dan seksual. Kandungan zat Bisphenol A (BPA) disebut-sebut jadi biang kerok atas gangguan-gangguan tersebut.

Pakar kesehatan reproduksi, dokter Mohammad Caesario membantah asumsi yang menyebutkan bahwa meminum air galon guna ulang dapat menyebabkan kemandulan. Dia menegaskan bahwa tidak ada korelasi meminum air galon dengan gangguan reproduksi manusia. “Dari dulu kan kita juga research, kita butuh air kan untuk metabolisme tubuh kita,” kata Caesario.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan kabar yang menyebutkan bahwa meminum air galon berpotensi memicu infertilitas, mengurangi kualitas sperma, terganggunya libido dan kesulitan mengalami ejakulasi. Dia melanjutkan, air galon guan ulang sejak dulu hingga saat ini banyak sekali digunakan masyarakat global.

Caesario meminta publik untuk menelaah kembali setiap informasi yang disebarkan di dunia maya. Karena menurutnya, informasi yang menyebutkan bahwa meminum air galon guna ulang dapat memicu kemandulan merupakan suatu pembodohan publik. “Minum air galon jadi mandul, itu kan satu pembodohan,” katanya.

Seperti dokter spesialis kandungan kodang, Boyke Dian Nugraha tegas-tegas membantah adanya dampak BPA ke manusia. Hingga kini belum ada satu penelitian pun yang membuktikan zat BPA bisa berdampak negatif bagi manusia.

Pakar seksologi itu, mengungkapkan, kalau penyebab utama terjadinya infertilitas pada pasangan suami istri adalah karena merokok. Hal itu disebabkan partikel-partikel gas yang terdapat di dalam rokok itu bisa merusak sperma pada pria dan organ reproduksi wanita. “Artinya, dampak negatif dari BPA hanya dugaan-dugaan dan isu-isu saja,” katanya.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo meyakini, tidak ada hubungan antara kandungan BPA dalam galon kemasan isi ulang dengan gangguan kehamilan apalagi kemandulan. Dia melanjutkan, belum ada pembuktian valid dan benar terkait dampak BPA ke tubuh sehingga masih diperlukan penelitian yang lebih besar lagi. “Belum ada penelitian yang konsisten dan dapat dibuktikan terkait efek dari air mineral kemasan,” kata mantan Bupati Kulon Progo itu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun percaya bahwa air kemasan galon isi ulang, aman dikonsumsi anak-anak dan ibu hamil. Isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang merupakan berita bohong. “(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoax,” kata mantan Wakil Menteri (Wamen) BUMN itu.

Back to top button