News

Didesak Mahasiswa Buka Big Data, Luhut: Kamu Enggak Berhak Nuntut Saya

Menteri Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menolak untuk membeberkan ke mahasiswa Universitas Indonesia (UI) soal big data terkait penundaan Pemilu 2024.

Luhut yang sebelumnya sempat memberikan kuliah umum di Balai Sidang UI menyempatkan diri menemui para mahasiswa BEM UI yang menggelar aksi unjuk rasa atas kedatangannya di kampus pada Selasa (12/4/2022).

“Kalian mau sampaikan apa ke saya,” tanya Luhut ke mahasiswa.

Dengan menggunakan pengeras suara, mahasiswa tersebut meminta Luhut membuka big data terkait 110 juta orang yang menginginkan penundaan pemilu.

“Permasalahan kita di big data, silakan buka big data-nya apakah ada?” tanya mahasiswa.

“Dengerin kan saya punya hak juga untuk tidak meng-share sama kalian, kenapa harus ribut, kamu harus belajar demokrasi ke depan,” jawab Luhut.

Sempat terjadi perdebatan antara mahasiswa dengan mantan Menkopolhukam itu, namun para mahasiswa tetap menuntut agar big data yang diklaimnya diungkap. Sampai akhirnya Luhut pun sempat geram.

“Dengerin kamu anak muda, kamu enggak berhak juga nuntut saya. Karena saya juga punya hak untuk tidak memberitahu,” tegasnya.

Mendengar pernyataan Luhut, salah seorang mahasiswa pun melontarkan ucapan, “Otoriter nih?” ucapnya.

Ucapan itu langsung dijawab Luhut, “Kalau otoriter, saya enggak samperin kamu,” pungkasnya.

Setelah itu Luhut bersama rombongan pun pergi meninggalkan lokasi.

Sebelumnya, Luhut memberikan kuliah umum atas undangan Rektor UI Ari Kuncoro di Balai Sidang UI. Namun kedatangannya disambut aksi unjuk rasa oleh para mahasiswa BEM UI yang mendatangi gedung tersebut seraya membawa bendera kuning.

Para mahasiswa juga menyanyikan lagu ‘Potong Bebek Angsa’ menyindir kedatangan Luhut.

“Potong bebek angsa masak di kuali, mana big data-nya kok malah ke sini, kok punya nyali, enggak tau diri, lalalalala,” teriak mahasiswa.

Usai memberikan kuliah umum sekitar 1,5 jam, Luhut pun menantang mahasiswa yang berunjuk rasa tersebut untuk berdialog.

Berikut perdebatan Luhut dengan mahasiswa BEM UI usai kuliah umum:

Luhut: Kalian mau sampaikan apa ke saya?

Mahasiswa: Terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden, harus terus untuk ditegaskan oleh pemerintah menolak wacana tersebut. Kita baca di media bahwa Bapak Luhut Binsar Pandjaitan menyuruh ketua partai untuk mewacanakan penundaan pemilu. Kita minta Bapak klarifikasi dan kita minta Bapak buka big data, apakah Bapak berani, Pak. Silakan, Pak!

Luhut: Siapa yang bilang saya minta presiden 3 periode

Mahasiswa: Kita baca di media, Pak!

Luhut: Dengerin ya, jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan presiden 3

Mahasiswa: Berarti Bapak menolak wacana penundaan pemilu, Pak?

Luhut: Saya tidak pernah mengatakan presiden 3 periode. Yang pernah saya katakan, banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Kamu ngomong gini salah? Nggak kan.

Mahasiswa: Ada buktinya enggak, Pak? Ada datanya enggak? Buka big data! Atau Bapak yang minta?

Luhut: Dengerin, kan saya punya hak juga untuk tidak meng-share sama kalian, tidak ada masalah kenapa harus ribut, kamu harus belajar berdemokrasi ke depan, bahwa kamu dengan istrimu, pacarmu saja bisa beda pendapat, tidak perlu emosional.

Mahasiswa: Tapi Bapak pejabat publik, Pak?

Luhut: Saya punya anak juga mahasiswa, jadi kalian jangan emosional. Kalian dengerin juga, jadi saya mau bilang, kita itu beda pendapat silakan. Nanti dengan istrimu beda pendapat tidak harus berantem.

Mahasiswa: Kita sepakat mungkin kita berbeda pendapat dalam demokrasi, tapi Bapak pejabat publik, perlu mempertanggungjawabkan big data ke kita semua

Luhut: Apa hak kewajiban saya mempertanggungjawabkan saya punya data

Mahasiswa: Seakan-akan pejabat publik mengizinkan 3 periode, penundaan pemilu

Luhut: Kamu berasumsi, tidak boleh. Sudah dijawab sama Presiden, Presiden sudah bilang pemilu tetap 14 Februari 2024.

Mahasiswa: Jadi apakah benar ada big data? Atau penundaan pemilu atas keinginan siapa?

Luhut: Saya bilang saya yang ngomong, enggak ada yang lain. Saya hanya sampaikan ada data begini.

Mahasiswa: Kita minta dibuka! (disambut teriakkan mahasiswa) “sepakat”

Luhut: Kalau sepakat, saya nggak sepakat boleh kan? Kita boleh beda pendapat enggak?

Mahasiswa: Nah itu tujuan kita, Bapak harus buka data

Luhut: Dengerin kamu, Anak Muda, kamu enggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberitahu.

Mahasiswa: Otoriter nih?

Luhut: Kalau otoriter saya nggak samperin kamu.

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button