Market

Debut 2022, IHSG Merangsek Naik Kalahkan Berbagai Sentimen Negatif

Jelang penutupan sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan terus merangsek naik setelah pembukaan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Padahal, beberapa sentimen negatif sedang menyelimuti pasar, seperti jatuhnya indeks Wall Street dan harga-harga komoditas di tengah amukan Covid-19 varian delta dan omicron.

Presiden Jokowi didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Investasi, Sekretaris Kabinet, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, serta Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan sertifikat Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022.

Kegiatan ini dilaksanakan secara semi-virtual yang diawali dengan laporan dari Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso serta laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (3/1/2022) hingga pukul 11.23 WIB, IHSG melaju positif 53,233 poin (0,81%) ke posisi 6.634,715. Posisi tertingginya di angka 6.639,692 atau menguat 58,210 poin dan terendahnya 6.586,133 atau menguat 4,651 poin dari posisi pembukaan di angka positif 6.586,260.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, tanggal dan tahun boleh berubah tetapi persoalan yang dihadapi tetap sama. “Malah, di tahun 2022 persoalannya diperkirakan semakin berat,” kata Edwin dalam riset harian dikutip Senin (3/1/2021).

Persoalan dimaksud, menurut Edwin adalah mulai dari terus berlanjutnya amukan twin Covid-19, yakni: Varian Delta dan Omicron, berakhirnya Taper Tantrum, penurunan harga komoditas, peluang akan terjadinya defisit penerimaan pemerintah hingga akan naiknya Suku Bunga US FFR dan Indonesia 7DRR.

“Setelah selama satu tahun lalu, IHSG menguat sebesar 10,08% disertai Net Buy Investor Asing sebanyak Rp29,68 triliun, di awal tahun dan di awal minggu ini, Senin, ada peluang IHSG terkena tekanan jual,” ungkap dia.

Tekanan tersebut, menurut dia, seiring jatuhnya Indeks di Wall Street di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,41% dan Nasdaq 0,77%. Begitu juga dengan turunnya harga beberapa komoditas di antaranya, harga minyak 1,38% dan batu bara 3,1%.

Setimen harga komoditas diperparah dengan semakin mengamuknya Variant Omicron dan Delta. Dalam beberapa hari ke depan akan ada jutaan orang AS terkena Varian Omicron, peningkatan kasus baru di Eropa Barat, meningkatnya jumlah Kasus Baru di India serta di lockdown-nya salah satu kota di China yang berpenghuni 13 juta orang akibat Varian Omicron.️

“Pergerakan IHSG diprediksi berada dalam kisaran support 6.542 dan resisten 6.637,” tuturnya.

Dia merekomendasikan jual saham HRUM, ITMG, ADRO, dan INDY. Sedangkan untuk beli direkomendasikan saham SAMF, ISAT, SMRA, INTP, PRDA, EXCL, SILO, EMTK, BBNI, dan INCO dengan sarat dan ketentuan berlaku.

Sebanyak 343 saham menguat, 270 saham melemah, 147 saham stagnan, dan 128 saham tidak ditransaksikan.

Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp4,72 triliun dan Rp211,9 miliar di pasar negosiasi. Total transaksi mencapai Rp4,96 triliun.

Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham bersih senilai Rp1,02 triliun dan penjualan saham senilai Rp859,3 miliar. Alhasil, asing masing mencatatkan pembelian saham bersih alias net foreign buy senilai Rp163,9 miliar.

Back to top button