Market

Xinyi Deadline 28 September Pulau Galang Kosong, Kalau Tidak Batal Investasi?

Managing Director at Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menduga dikebutnya proyek Rempang Eco City lantaran adanya desakan dari investor China, Xinyi Group.

“Saya mendapatkan informasi bahwa pada 28 September 2023, (Pulau Rempang) harus sudah dikosongkan. Kalau tidak, Xinyi batalkan investasi. Tapi harus dikonfirmasi ya,” kata Anthony dalam sebuah diskusi daring, Jakarta,  Jumat (15/9/2023).

Anthony mengaku miris dengan konflik Rempang yang dipicu penggusuran masyarakat yang melibatkan aparat. Dirinya tak mengharap, masalah ini berkembang menjadi konflik bernuansa SARA. Kalau itu terjadi, maka, bukan investor asing saja yang kabur, pengusaha dalam negeri juga minggat.

“Kita kan punya pengalaman 1998-1999. Kebetulan di Rempang itu, investornya asal negara China. Jangan sampai ini berkepanjangan jadi konflik sosial,” ungkap Anthony.

Peluang Xinyi Group hengkang dari Pulau Rempang juga disuarakan Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso.

Dia bilang, sejumlah negara tengah merayu Xinyi Group untuk minggat dari Pulau Rempang dan berlabuh ke negaranya.

“Mereka (Xinyi) datang ke kantor (Kemenko Perekonomian) bertanya mengenai insiden yang ada di Pulau Rempang, kami sampaikan kalau tidak ada masalah, ini hanya soal komunikasi saja,” ujar Susiwijono, Kamis (14/9/2023).

Dia menyampaikan, investor semacam Xinyi sangat sensitif dengan isu ras dan agama yang berujung konflik. Pemerintah pun khawatir hal itu akan berpengaruh pada kelanjutan investasi raksasa pabrik solar panel tenaga listrik tersebut.

Apalagi, lanjutnya, sejumlah negara tetangga tertarik menggaet Xinyi untuk investasi di negaranya. Sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand hingga Vietnam dikabarkan membujuk perusahaan asal China itu untuk mengalihkan investasinya.

Dia menyebut PM Malaysia, Anwar Ibrahim, sangat agresif menarik investor. Apalagi, nilai investasi yang direncanakan Xinyi di Pulang Rempang, cukup jumbo yakni US$11,6 miliar. Atau setara Rp175 triliun.

Sebelum Rempang, Xinyi Group sejatinya sudah punya investasi di Indonesia. Pada 2022, Xinyi Group investasi di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE Gresik, Jawa Timur.

Xinyi meneken perjanjian kerja sama dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) untuk menyediakan berbagai utilitas termasuk listrik, air, gas alam, pengolahan limbah, fasilitas telekomunikasi, internet, serta infrastruktur dan fasilitas lainnya untuk mendukung pembangunan dan pengoperasian fasilitas produksi kaca KEK JIIPE.

Selain itu, Xinyi ancang-ancang membangun pabrik bahan baku kaca di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur. Holding juga ingin memiliki Xinyi New Energy Industrial Park.

Back to top button