Hangout

Ciri Ginjal Gak Sehat Terlihat dari Urine Berbusa dan Warna yang Keruh


Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal dan Hipertensi Dina Nilasari menjelaskan biasanya pasien penyakit ginjal tidak menyadari kondisi ginjalnya bagus atau tidak.

Hal tersebut karena penyakit ginjal tidak bisa dirasakan dan biasanya pasien yang merasakan sakit sudah mengalami kondisi stadium lanjut.

“Ginjal yang tidak sehat tidak selamanya bisa kita ketahui secara kasat mata. Ciri yang paling gampang adalah melihat dari air seni (urine). Kalau ginjal sehat itu, urinenya tidak berbusa, warnanya tidak keruh,” kata Dina Nilasari di acara Kalbe Academia for Media dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2024, Jakarta, Kamis (14/03/2024).

Dina menambahkan ciri ginjal yang tidak sehat bisa dilihat dari urine yang bercampur darah. Karena itu, healthy lifestyle atau gaya hidup yang sehat sangat memengaruhi kondisi ginjal yang baik.

Jika ingin memiliki ginjal yang sehat, Dina menegaskan agar masyarakat bisa menjalankan hidup sehat dengan teratur.

“Kuncinya makan makanan sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak makan yang berlebihan natrium dan garam, tidak makan makanan yang olahan,” tambahnya.

Masih menurutnya, kebutuhan protein  di dalam tubuh juga harus sesuai dengan kebutuhan harian. Hal tersebut agar tidak terjadi over protein yang juga mengakibatkan kerja ginjal menjadi berat.

“Tidak kalah penting adalah kendalikan kadar gula darah karena penyakit diabetes dan hipertensi akan bermuara ke ginjal,” ujarnya.

Kesehatan ginjal perlu dijaga dengan baik karena berperan penting untuk manusia, yakni mengatur keseimbangan cairan tubuh, menghilangkan racun, mengontrol tekanan darah dan kadar garam, serta menghasilkan bentuk aktif vitamin D. 

Apabila tidak terjaga, gangguan fungsi ginjal dapat terjadi hingga berpengaruh pada penurunan kualitas sistem organ paru-paru, jantung, serta otak.

Salah satu gangguan ginjal yang patut diwaspadai adalah penyakit ginjal kronis (PGK). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi PGK di Indonesia tahun 2018 sebanyak 713.783 orang (0,38 persen).

Angka ini meningkat drastis dibandingkan dengan prevalensi pada 2013, yaitu 499.800 orang (0,2 persen). Hal ini menandakan masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan ginjal, termasuk memahami tentang penurunan fungsi ginjal.

Terlebih lagi proses penurunan fungsi ginjal terjadi sangat cepat hingga baru disadari ketika terdeteksi di tahap lanjutan.

Back to top button