Ototekno

CES 2024 Dikuasai AI: Dari Mobil Listrik sampai Kulkas, Semuanya ‘Berotak’ ChatGPT


Ya, tidak bisa dipungkiri lagi: Hampir setiap perusahaan yang hadir di CES tahun ini berteriak-teriak soal penggunaan AI mereka. Apakah itu cocok atau tidak, itu cerita lain.

Pameran dagang teknologi konsumen terbesar di dunia, Consumer Electronic Show atau CES 2024, seperti tahun-tahun sebelumnya, menjadi pestanya para pencinta teknologi yang memesona: televisi raksasa, robot, EV, dan ponsel lipat semua bisa dilihat. Tapi, yang menjadi kata kunci hampir semua terobosan teknologi tahun ini adalah kecerdasan buatan (AI), teknologi yang menarik jutaan orang sejak ChatGPT muncul di internet pada akhir 2022. Bisa dibayangkan para eksekutif di ruang rapat mengetuk meja, menuntut AI menjadi kunci produknya di masa depan.

Dan siapa yang bisa menyalahkan mereka? ChatGPT yang diluncurkan pada 30 November 2022, hanya butuh lima hari untuk menarik 1 juta pengguna. Sebagai perbandingan, Netflix butuh tiga setengah tahun untuk capaian yang sama. Dua bulan kemudian, ChatGPT diperkirakan memiliki 100 juta pengguna.

“AI mengubah industri di luar teknologi dan memiliki kekuatan untuk membuat hidup lebih mudah dan inklusif untuk semua,” kata CEO dan kepala divisi pengalaman perangkat Samsung, J.H. Han, dalam keynote mereka, Senin (8/1/2024).

post-cover

Mengutip The Associated Press, CES 2024 berlangsung hingga Jumat (12/1/2024). Acara ini tidak terbuka untuk masyarakat umum sebab ini adalah acara antarbisnis yang sering digunakan oleh para profesional industri untuk berjejaring dan terhubung.

Di landscape CES tahun ini, tidak kekurangan produk yang diperkaya AI: lampu, mesin pemotong rumput, vacuum cleaner, cermin, termometer daging, kalung anjing, bahkan bantal. Samsung memperlihatkan robot AI bernama Ballie dan kulkas dengan visi AI yang bisa mengenali makanan untuk menyarankan resep atau memberitahu tanggal kadaluwarsa. Mesin cuci Samsung juga akan menggunakan AI, belajar dari kebiasaan Anda dan menyarankan siklus cuci.

AI bukan satu hal tunggal. Aplikasi seperti ChatGPT dibangun di atas AI generatif. Menggunakan data latihan dalam jumlah besar, mensintesis informasi seperti otak manusia, untuk menciptakan teks, gambar, atau bahkan kode komputer dalam hitungan detik. 

Ini adalah teknologi transformatif yang membuat raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft menginvestasikan miliaran dolar dalam upaya memimpin pasar. McKinsey memperkirakan bahwa AI generatif bisa menambahkan manfaat ekonomi setara hingga $4.4 triliun setiap tahun, meningkatkan PDB global sebesar 7%. 

Di belakang raksasa teknologi AI, ada ratusan perusahaan kecil yang muncul, menemukan cara spesifik menggunakan teknologi AI generatif untuk aplikasi khusus, seperti membantu siswa SMA dengan esai kuliah atau membuat profil kencan online.

CES 2024 dipenuhi dengan perwakilan produk, CEO, bankir investasi, dan pembicara utama yang semua bersuara tentang AI. Tidak hanya merek teknologi besar, tetapi juga Walmart, L’Oreal, dan Volkswagen yang mengisi Las Vegas Convention Center untuk menarik perhatian 130.000 peserta CES – dan dunia yang lebih luas yang ingin mengetahui bagaimana AI akan masuk ke dalam kehidupan mereka.

“Anda tidak ingin datang ke pesta kostum dengan pakaian biasa, kan?” kata analis utama di Forrester, Dipanjan Chatterjee, .

“Semua orang akan berkata AI. Anda mungkin akan terlihat bodoh jika tidak ikut tren,” sambungnya.

Consumer Technology Association, grup perdagangan yang menjalankan CES, memperkirakan bahwa lebih dari 230 juta smartphone dan PC yang masuk ke AS tahun ini akan menggunakan AI generatif dalam satu atau lain cara.

Revolusi AI

Untuk banyak produk di lantai pameran CES 2024, AI lebih merupakan evolusi daripada revolusi. Beberapa tahun lalu, kulkas dan toaster atau pemanggang roti menjadi “pintar” dengan integrasi Amazon Alexa atau Samsung Bixby. 

Meskipun ide-idenya keren, kemampuan meminta kulkas Anda memesan susu tidak benar-benar mengubah kehidupan orang. Teknologi pengenalan suara terasa setengah matang pada saat itu, seolah-olah asisten rumah pintar ini hanya secerdas jawaban yang diprogram untuk mereka.

Tetapi gelombang baru AI ini, dalam satu arti, adalah rebranding dari teknologi pintar. Teknologi percakapan ini berlapis-lapis, memungkinkan Anda bertanya demi bertanya, menambahkan lebih banyak parameter tanpa ragu-ragu.

Misalnya, Anda bisa meminta Volkswagen ID 7 yang ditenagai ChatGPT untuk menemukan restoran China terdekat. Mungkin akan menunjukkan Anda ke Panda Express, tapi Anda bisa meminta sesuatu yang lebih mewah. Heck, Anda bisa meminta lima opsi mewah dan bertanya mana yang memiliki pilihan seafood terbaik. Cukup cerdas.

post-cover

Walmart mengatakan mereka menggunakan AI untuk membuat pencarian produk lebih dinamis, memungkinkan pembeli mencari lebih dari sekadar merek. Orang bisa mencari “pesta nonton sepak bola” dan mendapatkan hasil untuk sayap ayam, keripik, dan TV layar besar. 

Bahkan TV itu sendiri sekarang naik kelas bersama AI, dengan perangkat OLED high-end LG yang menjanjikan pemrosesan gambar dan upscaling yang lebih baik, berkat AI.

“Tujuan menambahkan sesuatu seperti AI generatif haruslah di mana ‘manfaat teknologi dikejar tetapi orang dipertimbangkan sepanjang jalan’,” kata CEO Walmart Doug McMillon saat sesi keynote perusahaan, Selasa (9/11/2024).

CEO Intel Pat Gelsinger melihat teknologi sebagai netral dan mengatakan terserah mereka yang menggunakannya untuk membentuk bagaimana digunakan. AI hanyalah perkembangan terbaru dalam evolusi teknologi umat manusia dan pada akhirnya akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

“Apakah Anda akan pergi ke radiolog yang tidak menggunakan radiologi bantuan AI? Tentu tidak. Sama seperti Anda tidak akan pergi ke orang keuangan yang tidak menggunakan spreadsheet,” kata Gelsinger dalam wawancara dengan Kristina Partsinevolos dari CNBC selama keynote perusahaan di CES 2024.

Bagaimanapun, jangan berharap toaster bertenaga AI seharga $3.500 akan mengirim Anda ke krisis eksistensial. Sebenarnya, sebagian besar produk yang dipamerkan di CES cenderung konseptual, menunjukkan apa yang mungkin tetapi jarang mewujud di pasar, setidaknya tidak dalam jangka pendek. Tapi beberapa fitur memang merembes ke konsumen, perlahan mengubah lanskap teknologi.

“Apa yang tidak ingin dilakukan [mereka] adalah kembali ke rumah dan bersaing dengan harga,” kata Chatterjee. Sebaliknya, katanya, merek menemukan lebih banyak nilai dalam memberikan fitur yang akan terus Anda andalkan, belajar lebih banyak tentang kebiasaan Anda saat Anda terus menggunakan produk mereka.

 

Back to top button