Market

Ceritakan Kisah Wang Ji Hong, Bahlil: Harus Jadi Inspirasi Investasi di ASEAN

Sebelum rapat dewan ASEAN Investment Area (AIA), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sempat menceritakan kisah Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang, Jawa Tengah.

“600 tahun yang lalu, kota ini menjadi saksi dari kerja sama lintas batas yang paling menguntungkan saat disambangi oleh Laksamana Cheng Ho dari Cina. Salah satu kapten kapal Wang Ji Hong jatuh hati dengan Semarang dan tinggal di sini sampai akhir hayatnya,” terang Menteri Bahlil yang juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu, di Padma Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (18/8/2023).

Ia menyatakan tentu kisah Wang ini harus menjadi inspirasi bagi investasi yang datang ke ASEAN. “Tidak datang untuk eksploitasi, tapi hadir untuk saling berkolaborasi. Pertemuan ini adalah momentum untuk memperkuat kolaborasi antara negara anggota ASEAN, yang selama ini terbukti menjadi epsinsentrum pertumbuhan ekonomi global,” ujarnya.

Pada pertemuan kali ini, Bahlil pun menyampaikan setidaknya lima pokok pembahasan, pertama berkaiatn dengan nilai tambah, khususnya pada hilirisasi sumber daya alam (SDA).

“Sudah bukan lagi saatnya, investor datang untuk mengeruk kekayaan alam dan menguasai nilai tambahnya, sementara rakyat kita hanya menjadi pentonton. Investasi ke ASEAN harus menjadikan perekonomian kita lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” jelas Bahlil.

Lalu pada poin kedua, ia menjelaskan bahwa investasi tentu harus mendatangkan manfaat yang inklusif. “Investasi ke ASEAN harus menjadikan pelaku usaha nasional, khususnya UMKM untuk menjadi tuan rumah sendiri, tidak menjadi tamu di rumah sendiri,” imbuh dia.

Tak hanya itu, poin ketiga pun berkaitan dengan investasi hijau dan berkelanjutan. “Di sektor EV (electric vehicles) di ASEAN melompat hingga 570 persen, dan investasi greenfield di bidang energi terbarukan naik 240 persen,” ucap dia.

Hal ini menegaskan bahwa ASEAN sudah sejalan dengan agenda pembangunan global dan mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, serta upaya ASEAN untuk melestarikan alam.

“Poin keempat, ASEAN yang kuat adalah ASEAN yang setiap anggotanya duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Konsistensi FDI (Foreign Direct Investment), pada segelintir golongan akan mengancam kesatuan ASEAN di masa depan,” tegas Bahlil.

Oleh karena itu, ASEAN dinilai Bahlil perlu lebih memupuk kolaborasi secara konkret dalam upaya promosi dan fasilitasi investasi. “Kita satu keluarga, kita harus memikirkan bersama-sama kemajuan ASEAN ke depan,” ujarnya.

Terakhir, Bahlil mengajak seluruh anggota ASEAN untuk menegakkan hak setiap negara dalam mengambil berbagai kebijakan, demi kemakmuran rakyatnya.

Back to top button