Market

Celios Beberkan Manfaat dan Sumber Dana untuk Ekonomi Hijau


Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira meyakini, ekonomi hijau selain berdampak kepada percepatan pertumbuhan ekonomi, juga memiliki beberapa dampak positif.

“Yaitu, tata kelola yang lebih baik, mencegah korupsi dari sektor ekstraktif. Partisipasi yang lebih terbuka dengan demokratisasi energi,” jelas Bhima dalam diskusi bertajuk ‘Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik’ di William’s Restaurant, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/2023).

“(Seringkali) muncul soal pendanaan pemilu dari tambang ilegal, muncul. Kemudian ekspor nikel yang ilegal. Jadi sektor ekstraktif ini, erat kaitannya dengan praktik-praktik korupsi,” sambungnya.

Selain itu, ia menyebut bahwa ekonomi hijau mampu menekan efek polusi udara, bahkan memperkuat daya tahan ekonomi dari fluktuasi harga minyak dan batu bara.

“Ekonomi hijau sudah banyak dipraktikkan di banyak sekali negara, menopang APBN di saat harga mengalami kenaikan, dan mempercepat stimulus transisi energi,” ucap dia.

“Nah uangnya darimana? Pengalihan insentif fiskal di sektor fosil dan tambang, pajak produksi batubara dan windfall profit tax, percepatan penerapan pajak karbon, pengelolaan dana abadi SDA,” kata Bhima.

Kemudian pemerintah juga dapat mengoptimalisasi dana publik di pasar modal. Terkait hal ini, Bhima ingin agar ke depan perusahaan yang memiliki standar lingkungan dapat masuk ke bursa saham sehingga harus menjadi prioritas dana publik.

“Kemudian pengalihan kredit perbankan di sektor pertambangan penggalian dan migas, debt cancellation, loss and damage fund, hibah negara maju yang lebih besar,” ungkap dia.

Ia mengakui, sebenarnya minyak dan gas bumi (migas), merupakan ranah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hanya saja, momentum Pemilu 2024 dapat manfaatkan para paslon mengangkat isu taksonomi hijau.

“Agar ada tekanan politik, jangan sampai revisi taksonomi hijau memberi peluang pada sektor ekstraktif, migas untuk diberikan labelisasi kuning atau hijau, enggak boleh, merah,” tegasnya.

“Itu non negotiable, kenapa? Karena kalau sektor ekstraktif masih diberikan keistimewaan dalam taksonomi hijau, maka banyak sekali perbankan yang akan memberikan kredit pembiayaan ke sektor yang tidak bersih,” kata Bhima. 

Back to top button