Hangout

Cacar Monyet Sudah Ada di Indonesia, Cek Organ Vital Anda!

Kementerian Kesehatan mengumumkan satu pasien terkonfirmasi positif monkeypox atau cacar monyet di Indonesia. Kewaspadaan menjadi sangat penting termasuk memperhatikan gejala-gejala yang menyertai penyakit ini. Salah satu tanda-tandanya ada pada organ vital Anda.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan satu pasien terkonfirmasi positif cacar monyet itu merupakan laki-laki berusia 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta. Pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Syahril menyebutkan pasien tersebut juga mengalami cacar atau ruam di muka, telapak tangan, dan sekitar genitalia atau alat kelamin. “Ada cacarnya atau ruamnya di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian sekitar alat genitalia,” kata Syahril, Sabtu (20/8/2022).

Monkeypox telah menjadi kekhawatiran di beberapa negara di dunia. Dari dinyatakan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia hingga menjadi darurat kesehatan masyarakat di AS, sejauh ini penyakit virus telah terdeteksi di lebih dari 80 negara, terhitung lebih dari 17.000 kasus di seluruh dunia.

Di tengah meningkatnya kasus, para ilmuwan dan profesional medis terus-menerus mempelajari wabah cacar monyet dan tidak hanya menentukan beberapa ciri khas virus, tetapi juga mengidentifikasi gejala umum yang terkait dengan virus.

Dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang monkeypox, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan dua gejala baru infeksi monkeypox yang berbeda dari yang biasa dilaporkan.

Julia Bilinska di Guy’s and St Thomas’ NHS Foundation Trust di London, bersama dengan tim penelitinya, mengutip TimesofIndia, menganalisis gejala 197 pria, yang dites positif cacar monyet di pusat penyakit menular di kota itu antara Mei dan Juli 2022.

Sebanyak 86 persen pasien melaporkan gejala cacar monyet yang umum, termasuk demam (62 persen), pembengkakan kelenjar getah bening (58 persen) dan nyeri otot dan nyeri (32 persen). Namun, penelitian tersebut merinci gejala baru dan yang sebelumnya tidak terdaftar terkait dengan infeksi cacar monyet.

Ikut Menyerang Alat Kelamin

Dari 197 peserta, 71 melaporkan nyeri dubur dan 31 melaporkan pembengkakan penis, sesuai penelitian. Secara keseluruhan, 20 pasien dirawat di rumah sakit untuk manajemen gejala, delapan orang dirawat karena nyeri dubur dan lima karena pembengkakan penis.

Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah memperingatkan terhadap ruam atau lesi baru atau yang tidak dapat dijelaskan di salah satu tubuh Anda, termasuk mulut, alat kelamin (penis, testis, vulva, atau vagina), atau anus (lubang pantat).

NHS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengakui nyeri dubur, pembengkakan penis, lesi tunggal atau amandel bengkak sebagai gejala cacar monyet.

Menurut penelitian, semua peserta mengembangkan beberapa bentuk lesi pada kulit atau selaput lendir mereka, seperti yang melapisi mulut atau alat kelamin. Cacar monyet umumnya dikaitkan dengan ruam seperti cacar air yang akhirnya berubah menjadi lepuh berisi nanah dan koreng. Selanjutnya, sembilan peserta juga mengalami pembengkakan amandel, gejala cacar monyet atipikal lainnya.

Cacar Monyet Penyakit Menular Seksual?

Perdebatan seputar apakah monkeypox adalah penyakit menular seksual (PMS) atau bukan telah berlangsung sejak kemunculan virus tersebut. Meskipun infeksi cacar monyet dapat menyebar dari dekat, kontak langsung yaitu melalui kontak kulit dengan kulit dengan ruam, koreng, atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi cacar monyet, para ahli percaya itu tidak hanya menyebar melalui hubungan seksual.

CDC mengatakan orang dengan cacar monyet mendapatkan ruam yang mungkin terletak di atau dekat alat kelamin (penis, testis, labia, dan vagina) atau anus (lubang pantat) dan bisa di area lain seperti tangan, kaki, dada, wajah, atau mulut.

Selain itu, gejala umum termasuk demam, dingin, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, sakit otot dan punggung, sakit kepala serta gejala pernapasan (misalnya sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk).

CDC merekomendasikan untuk menghindari hubungan seks atau berhubungan intim dengan siapa pun yang memiliki ruam pada kulit mereka dan belum dibersihkan oleh penyedia layanan kesehatan mereka. Selanjutnya, hindari berbagi pakaian, tempat tidur, dan aksesori lain yang digunakan oleh pasien yang terinfeksi virus.

Back to top button