Market

Boyong Eselon I dan II Kemenkeu ke AS, Sri Mulyani Disebut Tak Punya Empati

Di tengah seretnya keuangan negara, tersiar kabar tak enak, sejumlah pejabat kementerian keuangan dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani terbang ke Amerika Serikat (AS).

Kabarnya, Sri Mulyani memboyong sejumlah pejabat eselon I dan II Kemenkeu berangkat ke AS. Kalau tak aral, rombongan Kemenkeu ini, berangkat pada Jumat (7/10/2022).

Ekonom dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat, Gede Sandra sangat menyayangkan kunjungan rombongan Sri Mulyani ke AS, ketika rakyat Indonesia banyak yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Rakyat disuruh hemat, pejabat negara malah ke luar negeri, rombongan lagi. Saat ini, rakyat sulit memenuhi kebutuhan hidup karena mahalnya harga-harga. Menunjukkan Bu Sri Mulyani tak punya empati,” papar Gede kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Dia berharap, agenda kunjungan ke negeri Paman Sam, dibatalkan saja. Dengan kemajuan teknologi, pertemuan dengan pejabat di AS, atau negara lain, bisa digelar secara daring. “Kan sekarang sudah canggih betul. Kalau pun tak bisa dibatalkan, atur agar benar-benar efisien dan efektif,” ungkapnya.

Gede menyebut, kunjungan rombongan kemenkeu ke AS ini, bisa menjadi cikal bakal pemborosan uang negara. Jelas ini tidak sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi. “Kita minta kemenkeu jelaskan masalah ini. Berapa anggaran ke sana. Acaranya untuk apa? Goals-nya apa? Menginap di mana? Jangan sampai terkesan hanya buang-buang uang negara yang tidak sejalan dengan perintah Presiden Jokowi,” tandasnya.

Akhir September lalu, Presiden Jokowi memberikan pesan langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan cermat.

Menggunakan istilah Jawa, mantan Wali Kota Solo ini, meminta agar APBN dieman-eman (dihemat). “Saya selalu sampaikan kepada Bu Menteri Keuangan, Bu, kalau punya uang di APBN kita, dieman-eman. Itu Bahasa Inggris dieman-eman, dijaga, hati-hati,” kata Jokowi.

Di tengah banyak negara yang ekonominya mengalami tekanan, Jokowi ingin agar penggunaan APBN bisa efektif dan efisien. Pangkas pengeluaran yang tidak perlu. “Mengeluarkannya harus produktif, harus memunculkan return yang jelas, karena kita tahu, sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya,” tambahnya.

Saat Inilah.com mengonfirmasi informasi ini kepada Sekretaris Jenderal Kemenkeu Heru Pambudi, melalui WhatsApp (WA), tidak mendapatkan jawaban. Upaya menelpon juga tidak direspons.

Back to top button