News

Bertransformasi Jadi Partai Terbuka, PAN Berpeluang Menang di Pemilu 2024

Peneliti Senior Trust Indonesia Ahmad Fadhli menilai Partai Amanat Nasional (PAN) yang sudah bertransformasi menjadi partai yang terbuka untuk semua kalangan, akan memberikan keuntungan tersendiri.

PAN kini dimatanya bukan lagi partai Muhammadiyah tapi juga partainya Nahdlatul Ulama (NU) dan juga partainya masyarakat yang nasionalis.

“PAN memiliki keunggulan karena bisa mengklaim dirinya sebagai partai Islam. Hal serupa juga bisa dilakukan ketika mereka berhadapan dengan khalayak ramai, PAN bisa menyebut dirinya sebagai partai nasionalis,” ujar Fadhli kepada Inilah.com, saat dihubungi di Jakarta, dikutip Rabu (12/7/2023).

Ia mengatakan PAN sudah memiliki modal besar, tinggal bagaimana Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) bisa merepresentasikan keunggulan ini menjadi kemenangan PAN di pemilu mendatang. “Tinggal bagaimana kader-kadernya itu yang sangat penting,” ujar Fadhli.

Diketahui, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas, telah sukses merubah partainya tidak lagi inklusif bagi kalangan Muhammadiyah saja, tapi mesti terbuka untuk semuat umat.

Perubahan yang dibawa Zulhas ini dilandasi pandangan bahwa partai politik (parpol) punya peran sebagai pemersatu bangsa. Karenanya, dia berusaha keras untuk memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nahdlatul Ulama (NU).

“Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda,” ujar Zulhas di Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Salah satu upaya PAN merangkul semua golongan diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan satu abad NU dengan tajuk ‘Simposium Nasional’ di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Upaya berhasil, hingga membuat Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengeluarkan pernyatan bahwa PAN partai rasional, dan warga NU tidak dilarang untuk mencoblos partai besutan Zulhas ini di pemilu mendatang.

Back to top button