Ototekno

Bela Palestina, Konsulat Israel di Guangzhou Jadi Sasaran Warganet China

Konflik antara Israel dan Hamas yang mencuat akhir pekan lalu telah menjadi topik diskusi global. Di China, suasana khususnya memanas setelah sebuah pernyataan dari konsulat Israel di Guangzhou mengklaim adanya penculikan seorang wanita China-Israel oleh kelompok Hamas.

Pernyataan ini langsung memicu gelombang respons di media sosial China, Weibo—yang dianggap sebagai versi Twitter di negeri Tirai Bambu. Tidak sedikit dari komentar-komentar itu bernada sinis dan mengecam Israel.

Pada 8 Oktober, akun resmi konsulat Israel di Guangzhou yang memiliki 264.000 pengikut memposting sebuah klaim yang cukup kontroversial. 

“Perempuan China-Israel yang lahir di Beijing telah diculik oleh kelompok Hamas dan dibawa ke perbatasan Gaza,” bunyi cuitan tersebut, disertai dengan foto seorang wanita yang tampak sedang dibawa menggunakan kendaraan motor.

post-cover

Menurut laporan dari Insider, cuitan tersebut langsung dibanjiri oleh ratusan komentar dari netizen China. Salah satu dari mereka mengatakan, “Jangan pernah menyebut kata ‘China’.”

Beberapa netizen bahkan menyamakan Israel dengan Jepang, menyoroti hubungan tegang antara China dan Jepang yang bermula dari sejarah Perang Dunia II. 

Selain itu, banyak komentar yang menuduh Israel sebagai “antek-antek Nazi” dan memperingati Du Zhaoyu, seorang letnan kolonel China yang terbunuh dalam serangan udara Israel di Lebanon pada tahun 2006.

Sementara itu, pemerintah China secara resmi telah meminta warganet untuk merespons dengan tenang terhadap perkembangan konflik. Namun, tampaknya instruksi ini jauh dari apa yang terjadi di Weibo, yang kini memiliki lebih dari 600 juta pengguna.

Laporan dari Insider menunjukkan bahwa tiga hashtag terkait konflik Israel-Hamas di Weibo telah mengumpulkan lebih dari 1 miliar tayangan. Banyak di antaranya adalah komentar yang bernada anti-Israel dan mengecam tindakan militer di Jalur Gaza.

“Saya secara emosional bersimpati pada rakyat Palestina. Saya memahami posisi Israel. Saya tidak suka Amerika Serikat. Secara fundamental, saya ingin semuanya damai. Menentang perang berarti menentang Amerika Serikat,” kata seorang warganet di Weibo.

Keadaan ini mencerminkan bagaimana isu geopolitik seperti konflik Israel-Hamas bisa mempengaruhi opini publik secara global, termasuk di China yang memiliki pandangan sendiri terhadap konflik dan politik internasional.

Back to top button