News

Anies, Ganjar dan Prabowo Jangan Terlena: Sebanyak 37,6 Persen Pemilih Ubah Pilihan di Pilpres

Tiga bakal calon presiden (bacapres) yang akan bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diingatkan tak terlena. Pasalnya, sebanyak 37,6 persen pemilih menyatakan masih mungkin mengubah pilihan dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

“Yang masih mungkin berubah pilihan itu yang harus diantisipasi,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei secara daring, Jumat (10/11/2023).

Hanta menjelaskan, survei menunjukkan sebanyak 49,2 persen atau hampir setengah responden menyatakan tidak akan mengubah pilihan. Sementara sisanya 13,2 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

“Sebenarnya mereka yang belum punya pilihan sangat mungkin mengubah pilihannya,” kata Hanta.

Diketahui, survei nasional oleh Poltracking Indonesia ini berlangsung 28 Oktober hingga 3 November 2023 secara tatap muka terhadap 1.220 responden.

Hasil survei menyebutkan 49 persen pemilih terdiri atas pemilih rasional. Selanjutnya, 23,3 persen pemilih psikologis. Sedangkan pemilih sosiologis tercatat 15,9 persen.

Pemilih rasional merupakan pemilih yang memilih berdasarkan kinerja dan pengalaman kandidat. Selain itu, berdasarkan kualitas atau kompetensi, serta visi, misi, dan program kandidat.

Ia menjelaskan, pemilih psikologis merupakan mereka yang memilih kandidat berdasarkan karakter personal, usia, penampilan fisik, dan jenis kelamin kandidat.

“Terakhir pemilih sosiologis yang dipotret karena memilih berdasarkan kesamaan agama, asal daerah, dan suku,” ujar Hanta.

Poltracking Indonesia mencatat pemilih rasional pasangan Anies-Muhaimin tercatat paling tinggi dengan torehan 52,6 persen, disusul pemilih Ganjar-Mahfud dengan 49,4 persen.

Kemudian pemilih rasional pasangan Prabowo-Gibran sebesar 47,2 persen.

“Berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi tergantung pada isu dan konstelasi kandidat menjelang hari pemilihan pada 14 Februari 2024,” ujar Hanta menambahkan.

Back to top button