Arena

Aktor Laga Jet Li Alami Hipertiroid, Cek Gejala dan Penyebabnya

Bagi Anda penggemar film laga terutama di era 80-an mungkin masih ingat dengan Jet Li. Aktor Hollywood yang jago beladiri Wushu ini terkenal dengan aksi-aksi heroiknya. Kini Jet Li berpenampilan berbeda. Tubuhnya jauh lebih kurus. Ia menderita hipertiroid.

Penampilan Jet Li dalam sebuah iklan jadi sorotan lantaran terlihat kurus dan disebut lebih tua dari usianya. Warganet berspekulasi aktor 60 tahun itu terlihat lebih tua karena penyakit hipertiroid yang ia derita sedang kambuh.

Jet Li diketahui mengidap hipertiroid, kondisi yang disebabkan oleh kadar hormon terlalu tinggi dalam tubuh, sejak 2010 lalu. Mengutip The Straits Times, pada 2018 warganet dikejutkan ketika foto Jet Li tampak lemah saat mengunjungi kuil di Tibet. Jet Li memang sudah menerima diagnosis hipertiroidisme pada 2010. Gejalanya antara lain kelemahan otot dan masalah tidur.

Lima tahun lalu, Ia pernah dikabarkan meninggal dunia. Kabar tersebut pertama kali diberitakan oleh situs Nicropedia. Ternyata, kabar tentang meninggalnya Jet Li hoax. Jet Li memberi konfirmasi bahwa justru kondisinya semakin membaik. Bahkan, ia juga sudah bisa berjalan serta tidak harus duduk di kursi roda lagi.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal kesehatanku. Akhir-akhir ini banyak yang memberitakan jika aku akan duduk di kursi roda. Bahkan temanku khawatir dan bertanya-tanya soal keadaanku,” ujar aktor yang terkenal dalam aktifnya di beberapa film di antaranya Shaolin Temple (1982), Once Upon a Time in China (1991) serta Romeo Must Die (2000).

Apa sebenarnya penyakit hipertiroid?

Hipertiroid atau hipertiroidisme atau tiroid yang terlalu aktif, terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan lebih banyak hormon tiroid daripada yang dibutuhkan tubuh. Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher. Fungsinya membuat hormon yang mengontrol cara tubuh menggunakan energi.

Mengutip Medlineplus, hormon-hormon ini memengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh dan mengendalikan banyak fungsi terpenting tubuh. Misalnya, mereka memengaruhi pernapasan, detak jantung, berat badan, pencernaan, dan suasana hati. Jika tidak diobati, hipertiroidisme dapat menyebabkan masalah serius pada jantung, tulang, otot, siklus menstruasi, dan kesuburan. Tetapi ada perawatan yang dapat membantu.

Hipertiroidisme memiliki beberapa penyebab. Termasuk penyakit Graves, kelainan autoimun di mana sistem kekebalan menyerang tiroid dan menyebabkan menghasilkan terlalu banyak hormon. Ini adalah penyebab paling umum.

Penyebab lainnya adalah nodul tiroid, yang merupakan pertumbuhan pada tiroid. Mereka biasanya jinak (bukan kanker). Tapi mereka mungkin menjadi terlalu aktif dan membuat terlalu banyak hormon tiroid. Nodul tiroid lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Ada juga yang diakibatkan tiroiditis, radang tiroid. Ini menyebabkan hormon tiroid yang tersimpan bocor keluar dari kelenjar tiroid Anda.

Terlalu banyak yodium juga bisa menyebabkan penyakit ini. Yodium ditemukan dalam beberapa obat, sirup obat batuk, rumput laut dan suplemen berbasis rumput laut. Bisa pula akibat terlalu banyak obat tiroid. Ini bisa terjadi jika orang yang mengonsumsi obat hormon tiroid untuk hipotiroidisme (tiroid yang kurang aktif) mengonsumsinya terlalu banyak.

Siapa yang berisiko terkena hipertiroidisme?

Seseorang berisiko lebih tinggi terkena hipertiroidisme terutama pada perempuan berusia lebih dari 60 tahun. Pernah hamil atau melahirkan dalam 6 bulan terakhir. Atau pernah menjalani operasi tiroid atau masalah tiroid, seperti gondok

Faktor risiko lainnya adalah memiliki riwayat keluarga penyakit tiroid. Juga menderita anemia pernisiosa, di mana tubuh tidak dapat membuat cukup sel darah merah yang sehat karena kekurangan vitamin B12. Para penderita diabetes juga harus berhati-hati mengingat penderita diabetes tipe 1 atau insufisiensi adrenal primer, gangguan hormonal dapat berisiko terkena hipertiroid ini.

Apa saja gejala hipertiroidisme? Gejala hipertiroidisme dapat bervariasi dari orang ke orang dan mungkin termasuk gugup atau mudah tersinggung, kelelahan, kelemahan otot, kesulitan mentolerir panas, sulit tidur dan tremor biasanya di tangan. Gejala lainnya mungkin muncul detak jantung cepat dan tidak teratur.

Bisa pula Anda mengalami sering buang air besar atau diare, penurunan berat badan, serta perubahan suasana hati. Selain itu juga bisa dilihat dari munculnya gondok, pembesaran tiroid yang dapat menyebabkan leher terlihat bengkak. Kadang-kadang dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan.

Orang dewasa di atas usia 60 mungkin memiliki gejala yang berbeda dari orang dewasa yang lebih muda. Misalnya, mereka mungkin kehilangan nafsu makan atau menarik diri dari orang lain. Terkadang hal ini dapat disalahartikan sebagai depresi atau demensia.

Back to top button