Market

Ada Cuan di Saham-Saham IDX30 ketika IHSG ‘Technical Rebound’

Analis melihat potensi technical rebound pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (13/1/2023). Salah satunya karena sentimen positif dari inflasi Amerika Serikat untuk Desember 2022 yang dirilis semalam. Saham-saham unggulan di kelompok IDX30 ditengarai dapat memberikan cuan 2-3 persen.

Pada perdagangan Kamis (12/1/2023), IHSG berakhir menguat 45,4 poin (0,69%) ke posisi 6.629,934. Indeks mencapai tertingginya di 6.662 atau menguat 77,7 poin dan terendahnya di 6.582,1 atau melemah 2,3 poin dari posisi pembukaan di angka positif 6.592 dan penutupan sebelumnya di 6.584,453.

Sentimen Positif dari Inflasi Amerika Serikat

Pengamat dan Praktisi Pasar Modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, dalam konteks tingginya inflasi AS yang merenda, ada kemungkinan sentimen positif ke pasar saham.

“Hal ini sudah terlihat dari pergerakan mata uang di mana sebelumnya poundsterling dan euro cenderung melemah terhadap dolar AS, sekarang sudah mulai rebound dari bottom-nya dalam beberapa bulan terakhir,” katanya kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Pada Kamis, AS mengumumkan data inflasi dan sudah diprediksi hasilnya lebih rendah. Dia menegaskan, ada indikasi inflasi AS terkendali.

“Kalau memang hasilnya seperti itu, ada harapan kenaikan suku bunga AS itu tidak lagi agresif sebelum-sebelumnya,” ujarnya.

Sesuai harapan Irwan, pada Kamis (12/1/2023) waktu setempat, AS melaporkan harga konsumen Desember 2022 menunjukkan inflasi yang mereda pada bulan tersebut. Ini meningkatkan harapan Bank Sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed dapat sekali lagi memperlambat kenaikan suku bunga acuannya.

Inflasi Desember dilaporkan 6,5% (year on year) lebih rendah dari November 7,1 persen meskipun masih lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya.

“Entah akan bertahan ataupun naik (suku bunga The Fed) diperkirakan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen sehingga tidak lagi 50 basis poin,” ucapnya tandas.

Walaupun, dia mengakui tingkat inflasi AS terhitung masih tinggi, masih di atas harapan bank sentral AS di mana targetnya turun ke level 2 persen.

“Tapi, dalam prosesnya itu tidak langsung karena angkanya saat ini masih tinggi. Jadi, inflasi stabil tahun ini dan baru pada 2024 tercapai target tersebut,” tuturnya.

Perdamaian Rusia-Ukraina Tinggal Tunggu Waktu

Faktor eksternal lainnya, menurut dia, adalah perang Rusia-Ukraina. “Sejauh ini belum ada progres berarti. Tapi, saya yakin pembicaraan di balik layar masih terus ada,” ungkapnya.

Sinyal itu terlihat saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkunjung ke Washington DC yang merupakan sinyal kesepakatan Rusia-AS di balik layar.

“Ada pembicaraan-pembicaraan yang mungkin kita tinggal tunggu waktu. Selama tidak ada eskalasi dari perang ini, saya rasa cenderung aman-aman saja,” timpal Irwan.

Irwan kembali menegaskan, dua hal itu (inflasi AS dan perdamaian Rusia-Ukraina) akan berpengaruh positif ke pasar. “Inflasi AS bagus dan tidak ada masalah eskalasi perang Ukraina, progress IHSG on track untuk terus membaik,” kata dia.

Peluang Technical Rebound IHSG

Secara teknikal, sambung Irwan, IHSG masih menunjukkan laju yang mendatar alias sideways di area dasar (bottom). “Artinya, IHSG sudah berada di area support-nya yang terbentuk sekitar bulan Mei dan Juli 2022. Indeks bermain di area ini kisarannya,” papar Irwan.

Jika ada rebound di bursa AS, sambung dia, IHSG juga memiliki harapan yang sama. “Tapi, ini tidak berarti IHSG langsung bullish. Sebab, secara grafik indeks masih sideways cenderung negatif, ada tekanan-tekanan ke bawah untuk mencari support,” ucapnya.

Support terdekat saat ini, menurutnya, berada di sekitar 6.500 yang merupakan support bulan Mei 2022.

“Ini merupakan area support yang cukup kuat. Sebab, IHSG beberapa kali berada di area support tersebut dan bertahan, termasuk di 2021,” tuturnya.

Sementara resistance, berada di kisaran 6.830-6.850 dalam sepekan hingga dua pekan ke depan.

“Jika indeks bisa menembus resisten tersebut, berarti ada harapan technical rebound IHSG cukup kuat,” ujarnya.

Namun ia menggarisbawahi, meski inflasi AS dirilis sesuai ekspektasi pasar, IHSG belum tentu bullish.

“Sebab, untuk bullish, IHSG perlu tembus 6.960 yang merupakan high terakhir. Sebelum itu ditembus, tekanan masih cenderung ada terus,” ucapnya tandas.

Bertransaksi Saham dalam Kisaran Trading

IHSG cenderung mendatar alias sideways nyaris dalam satu tahun terakhir dengan tertinggi di 7.370 dan terendah di 6.500. “Karena itu, bermainlah dalam trading range saja, yakni beli di area support dan jual di area resistance,” saran Irwan.

Namun, itu tidak berlaku untuk saham-saham yang sedang bullish. “Tapi, khusus untuk saham yang sedang bullish, lebih enak mainnya,” ucapnya.

Saham-Saham IDX30 Janjikan Cuan 2-3 Persen

Dalam situasi IHSG yang sideways, menurutnya, laju saham-saham bluechip dari kelompok IDX30 selalu mengikuti gerakan indeks. Artinya, saham-saham IDX30 selalu searah dengan IHSG.

Irwan menargetkan kenaikan harga saham-saham kelompok IDX30 sebesar 2-3% dengan memanfaatkan technical rebound. “Ini dengan asumsi sentimen inflasi AS positif,” ungkapnya.

Meski beberapa saham trennya negatif, tetap ada harapan technical rebound. Sebab, tren besarnya (jangka panjang) masih positif. Hanya saja, tren jangka menengahnya cenderung negatif.

Dalam konteks ini, Irwan membagi technical rebound ke dalam dua kategori, yakni technical rebound yang cenderung positif dan yang cenderung negatif.

Yang cenderung negatif menunjukkan, technical rebound akan disusul dengan tekanan jual. Begitu juga sebaliknya dengan yang positif yang akan disusul dengan dorongan beli.

Technical rebound pada IHSG, katanya, kemungkinan disusul dengan aksi jual karena trennya masih melemah. Begitu juga dengan saham-saham lain di IDX30. “Tapi, ada rebound yang cenderung menguat, ada juga yang cenderung masih negatif,” timpalnya.

Ia mencontohkan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang cenderung positif dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang cenderung negatif. Sebab, technical rebound bersifat sesaat.

Sham ADRO trennya agak melandai ke bawah. “Tetapi, bisa saja saham ini technical rebound. Sebab, turunnya sudah cukup dalam,” kata Irwan.

Menurutnya, berita positif mengenai inflasi AS, paling tidak dapat menciptakan harapan technical rebound 2-3% pada saham ADRO. Ini berlaku untuk saham-saham di kelompok IDX30 lainnya.

Saham-saham dimaksud, antara lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII) dan seterusnya.

“Saham ASII, BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI cenderung negatif. “Tiga saham BUMN setipe bentuknya mungkin karena sama-saham bank BUMN,” ungkap Irwan.

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) agak lumayan menarik. Hanya saja, secara grafik harganya sedang berada di atas. “Jadi, justru malah orang melakukan profit taking. Tunggu turun, jadi saatnya beli karena agak bullish, seperti ANTM,” tuturnya.

Bedanya, saham ANTM masih di bawah sementara CPIN di atas.

Tren saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga bullish secara grafik. “Buy and hold untuk saham ini masih oke meskipun sudah tidak murah,” ucapnya.

Saham ANTM Terlihat Menggoda

Menurutnya, dari kelompok IDX30, saham ANTM terlihat menarik. “Ada harapan untuk memulai uptrend baru, meski tidak bullish banget secara grafik,” timpal Irwan.

Saham ini, mendapat sentimen positif dari Tesla terkait kemungkinan perusahaan otomotif milik Elon Musk itu yang makin dekat untuk memutuskan membuka pabrikan baterai di Indonesia.

“Meski ramai di Twitter ada bantahan dari Elon Musk, itu memang dia biasa ngomong A-B, besoknya berubah lagi. Sejak pertengahan tahun lalu, memang begitu gaya Elon Musk,” tukas Irwan.

Faktor Elon Musk itu membuat sebagian pelaku pasar berharap adanya pemain-pemain short term di saham ANTM. “Apalagi, grafiknya juga mendukung,” kata dia.

Dari posisi Rp2.130 per unit saham, ANTM punya resistance di Rp2.270 di mana peluangnya sudah dua kali teruji  di level ini. “Kalau ada posisi, jualan saja di dekat-dekat level itu, Rp2.250,” saran Irwan.

Sementara jika tembus ke atas Rp2.300, pelaku pasar bisa melakukan aksi beli untuk target penguatan ke arah Rp2.500-an.

“Saham ANTM ini masih bergerak di trading range tapi harapan bullish-nya lebih besar ketimbang IHSG yang masih trading range dan masih masih ada potensi pelemahan,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button