News

Wasekjen NasDem: Pertemuan Luhut dan Paloh di London Bukan Bahas Anies Baswedan

Beredar foto yang memperlihatkan pertemuan antara Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di London, Inggris. Diduga pertemuan itu membahas dinamika politik nasional terkait gerakan NasDem mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres), benarkah?

Wasekjen Partai NasDem Hermawi Taslim, membantah dugaan liar tersebut. Menurutnya pertemuan keduanya murni membahas hal-hal yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam percepatan pembangunan dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Ia menegaskan wajar jika Menko Luhut membahas persoalan tersebut bersama Paloh, mengingat NasDem masih bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga bertanggung jawab atas pembangunan negara.

“Pertemuan LBP dan SP adalah pertemuan kebangsaan, pertemuan nasionalisme indonesia,” ujarnya kepada inilah.com, Senin (16/1/2023).

Selain soal ekonomi, sambung Hermawi, keduanya juga turut membahas mengenai langkah-langkah nyata memberantas penyebaran kabar bohong, yang bakal merebak menjelang Pemilu 2024.

“Keduanya juga terlibat pembicaraan serius soal fenomena hoaks yang semakin merajai pemberitaan dan sama-sama bertekad untuk membrantas hoaks, agar publik mendapat informasi dan pemberitaan yang berkualitas dan memiliki bobot kebenaran yang tinggi,” lanjutnya.

Sementara itu pandangan berbeda disampaikan oleh analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun. Ia meyakini pertemuan ini membahas soal pencapresan Anies Baswedan.

Ia menilai tidak mungkin pertemuan ini dilakukan secara kebetulan, apalagi dengan alasan pemeriksaan kesehatan. Mengingat posisi Paloh sebagai Ketum partai politik, dan posisi Luhut yang dikenal cukup punya pengaruh besar di istana. Ubed meyakini ada hal besar yang dibicarakan keduanya.

“Karena posisi yang begitu penting di antara keduanya, saya menduga dan ini saya kira secara empirik bisa kita lihat, pasti mereka membicarakan kondisi bangsa kita yang tentu ada banyak masalah. Dan banyak beban yang mungkin akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan,” terang Ubed.

“Yang kedua memungkinkan mereka membicarakan soal pengganti Jokowi, capres cawapres. Yang ketiga juga kemungkinann membincangkan sesuatu yang mungkin dalam situasi abnormal, mungkin mereka bicara soal itu,” tuturnya.

Back to top button