Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak ekspansi TikTok Shop, khususnya terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Menurutnya, pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi UMKM dari potensi risiko yang ditimbulkan oleh platform shoppertainment ini.
“Jika dilihat dari sisi reseller, TikTok Shop tentu menguntungkan. Namun, dari perspektif UMKM dan ketenagakerjaan, kehadiran platform ini bisa merugikan,” kata Buya Abbas dalam keterangan tertulisnya kepada inilah.com, Senin (18/9/2023). Ia menambahkan bahwa 80% barang yang dijual oleh reseller di TikTok Shop adalah produksi impor, yang berpotensi mengancam produksi dalam negeri.
Buya Abbas menekankan bahwa UMKM adalah salah satu pilar utama dalam ketahanan ekonomi nasional.
“UMKM menyerap sekitar 97% lapangan kerja dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60%. Jika UMKM bermasalah, maka ekonomi nasional akan terganggu,” ujarnya.
Langkah Antisipatif
Ketua PP Muhammadiyah bidang ekonomi ini menyarankan beberapa langkah yang bisa diambil oleh pemerintah untuk melindungi UMKM:
1. Membuat regulasi yang melarang media sosial untuk bertransaksi dan mengarahkan ke e-commerce.
2. Menghambat masuknya barang-barang impor tanpa melanggar ketentuan internasional.
3. Meningkatkan literasi digital UMKM.
4. Membantu UMKM meningkatkan kualitas dan harga produk.
5. Mendorong UMKM untuk membangun jaringan.
6. Menciptakan suasana yang lebih menghargai produk dalam negeri.
Abbas menekankan bahwa peran pemerintah dan masyarakat sangat diharapkan untuk memitigasi dampak negatif dari TikTok Shop.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melindungi UMKM agar mereka bisa menjadi tuan di negaranya sendiri,” tegasnya.
Pangsa Pasar Digital di Indonesia
Indonesia, sebagai bagian dari kawasan Asia Tenggara, memiliki potensi pasar digital yang sangat besar. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia mencapai 78,19% pada tahun 2023, dengan jumlah pengguna internet sekitar 215,6 juta orang.
Shoppertainment adalah konsep yang menggabungkan hiburan dan perdagangan daring. Berbeda dengan e-dagang yang lebih fokus pada transaksi, shoppertainment lebih menekankan pada konten yang menghibur dan edukatif. Ini memungkinkan pemasaran yang lebih halus dan tidak memaksa audiens untuk membeli produk.