Market

Menko Airlangga Ikut Panen Perdana Padi Gogo di Lahan Kering Lampung

Pemerintah berkomitmen mewujudkan ketahanan pangan, khususnya padi. Hal itu tercermin saat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengikuti panen perdana padi Gogo di Lampung.

Menko Airlangga bersama rombongan menyaksikan panen perdana padi Gogo milik PT Huma Indah Mekar (HIM) di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, Sabtu (12/2/2022). “Kami mengapresiasi panen perdana Padi Gogo ini yang tentunya menggunakan sentuhan teknologi dan uji coba. Padi Gogo ini diharapkan dapat terus memberikan hasil yang positif dan dapat terus didorong, terutama di lumbung pangan yang airnya terbatas,” kata Menko Airlangga.

Panen Padi Gogo perdana ini mampu menghasilkan sebanyak 5,3 ton per hektar dengan lahan seluas 84 hektar. Dalam kunjungan ini, Menko Airlangga Hartarto didampingi Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Kelompok Usaha Bakrie Grup. Semuanya terlihat kompak memanen padi gogo di teriknya sinar matahari.

Sedangkan, Direktur PT Bakrie Sumatera Plantations, Adhika Andrayuda Bakrie mengatakan, padi Gogo merupakan jenis padi ladang yang ditanam di lahan kering. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang jarang menanam padi gogo. Bahkan, hanya ditanam di lahan tak lebih dari 5 hektar. “Padahal nenek moyang kita telah menenam padi gogo sejak dulu. Termasuk di Lampung,” jelas Adhika.

Ke depan, dia berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dengan melakukan berbagai inovasi. Termasuk padi gogo. “Saat ini padi gogo usia tanamnya hampir sama dengan padi sawah, sekitar 105 sampai 125 hari. Hasilnya juga sekarang sudah bisa di atas 5 ton dan kelebihan lainnya, hanya membutuhkan air hujan,” tuturnya.

Adhika menyebutkan, padi gogo saat ini, menjadi solusi untuk menambah pendapatan untuk para petani. Dalam kunjungan ini, tampak politisi senior Partai Golkar Aburizal Bakrie, Adhika Andrayuda Bakrie, Anindiya N Bakrie dan Anindita A Bakrie hadir. Selain itu, tampak Bupati Tulangbawang Barat, Umar Ahmad; Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Lodewijk F Paulus dan Hanan A Rozak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button