Market

Timnas AMIN Ingatkan Rakyat hanya Dapat Sertifikat Bukan Lahan Baru


Dewan Pakar Timnas AMIN menyebut, pemerintah belum optimal melaksanakan redistribusi tanah menjadi program meningkatkan kesejahteraan petani.

“Tidak akan ada keadilan bagi para petani dan masyarakat bawah kalau tidak ada redistribution land (redistribusi tanah),” ungkap Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto, di Sekretariat Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).

Dikatakannya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menjabarkan dalam nawacitanya poin kelima, Indonesia kerja dan Indonesia sejahtera, akan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektare.

“Tapi faktanya hanya 1,67 juta hektare. Kalau diperiksa benar, 1,67 juta hektare itupun sebagian besarnya adalah sertifikasi, bukan redistribusi tanah,” ujar Bambang.

Kata Bambang, untuk program ini pemerintahan mengalami kekagalan. Walaupun ada pasangan capres-cawapres lain yang akan melanjutkan program bagi-bagi sertifikat.

“Dari situ juga kemudian muncul lagi ledakan konflik pertanahan. Laporan dari konsorsium pembangunan agraria lebih dari 300 ledakan (konflik) di tahun 2023,” katanya menerangkan.

Namun tidak hanya itu, lanjut Bambang, dalam laporan tersebut terjadi kriminalisasi dan intimidasi.

Oleh karena itu, kata Bambang, muncul satu frasa yang hanya dimunculkan oleh pasangan AMIN dalam visi misi yaitu keadilan ekologis.

“Cak Imin menggunakan frasa kata tobat ekologis, karena keadilan ekologis menjadi sesuatu yang sangat penting dalam perdebatan mengenai lingkungan hidup dan agraria,” tuturnya.

Saat kunjungan kerja ke Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo menyerahkan 3.000 sertifikat tanah untuk rakyat pada Selasa, 23 Januari 2024 di Stadion Krida Bhakti, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, presiden menyampaikan sampai dengan saat ini pemerintah telah menyelesaikan 110 juta sertifikat dari total 126 juta sertifikat tanah di seluruh nusantara.

Adapin Cak Imin, dalam cebat cawapres Minggu lalu menjelaskan krisis iklim terjadi sangat mengerikan hingga mengakibatkan petani gagal panen. Apalagi bencana ekologis telah terjadi di mana-mana.

Namun, ia tidak ingin menyalahkan siapapun terkait hal itu, sebab yang terpenting adalah memperbaiki ke depan agar lingkungan menjadi lebih baik lagi. “Memperbaiki ke depan menjadi lebih baik lagi. Tobat ekologis penting untuk masa depan kita,” ujarnya.

Back to top button