Bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo menjanjikan pemerataan pembangunan saat bertemu dan menyerap aspirasi masyarakat Karo, Sumatera Utara (Sumut).
Dalam pertemuan, warga bernama Yonaes menyampaikan kekhawatiran terkait ketidakseimbangan pembangunan antara provinsi dan ibu kota. Dia juga menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap daerah di luar Pulau Jawa.
“Sehingga kami berkeinginan datang untuk menyampaikan hal tersebut kepada Pak Ganjar. Semoga bapak, harapan dan cita-citanya dapat terkabulkan dan ada perhatian khusus kepada Sumatera Utara,” kata Yohanes dalam pertemuan di Desa Lau Bakeri, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, dikutip Sabtu (11/11/2023). .
Ganjar menekankan pentingnya implementasi otonomi daerah. Diakui bahwa inisiatif dari daerah perlu ditingkatkan, agar terjadi pemerataan pembangunan dengan efektif.
“Pemerataan itu penting. Ketika dulu itu tuntutannya adalah adalah otonomi daerah. Otonomi daerah itu sampai kabupaten/kota. Ketika itu diberikan, harusnya inisiatif dari daerah itu harus lebih cepat,” ungkap Ganjar.
Sebagai mantan gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar mengenang upayanya dalam memperbaiki infrastruktur dan menangani masalah korupsi. Ia mengusung tagline ‘Mboten Korupsi Mboten Ngapusi’ sebagai bentuk komitmennya terhadap tata kelola yang bersih dan transparan.
Ganjar juga menekankan peran penting tokoh masyarakat dalam mendampingi proses pembangunan. Ia memahami perlunya investasi yang didorong oleh partisipasi aktif pemerintah daerah, dengan kemampuan merespons cepat terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga pembangunan bisa merata.
Ganjar juga menegaskan bahwa pemerintah pusat dapat berperan dalam mengintervensi untuk mengurangi ketimpangan wilayah.
“Maka kalau bicara ketimpangan wilayah. Itu sebenarnya pusat nanti yang bisa mengintervensi. Tapi jangan sampai juga nanti duitnya keluar, tapi misalnya terjadi apa-apa. Ini butuh tokoh masyarakat bisa mendampingi,” tegas Ganjar.
Dalam pertemuan dengan masyarakat Karo tersebut, Ganjar juga didukung untuk menjadi Presiden 2024. “Ganjar, Presiden,” kata warga bersahutan.
