News

Temuan TGIPF: Gas Air Mata Pemicu Utama Kematian Massal Aremania

Jumat, 14 Okt 2022 – 15:49 WIB

Temuan TGIPF: Gas Air Mata Pemicu Utama Kematian Massal Aremania

Kericuhan di dalam Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga Arema versus Persebaya pada Sabtu malam (1/10/2022) (Ist.)

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan memastikan kematian massal penonton dari Aremania di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, akibat tembakan gas air mata polisi di dalam stadion. Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan keterangan saksi, Aremania, panitia pelaksana, kepolisian, hingga Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

“Yang mati dan cacat serta sekarang kritis dipastikan setelah terjadi desak-desakan setelah gas air mata yang disemprotkan,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan dipantau dari akun Youtube Setkab, Jakarta, Jumat (14/10/2022) siang.

“Adapun peringkat keterbahayaan racun dari gas itu sedang diperiksa oleh BRIN,” tambahnya.

Tim TGIPF lebih lanjut menemukan tembakan gas air mata berdampak parah karena diduga ada penyimpangan di lapangan, yaitu polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun. Tembakan itu membuat penonton di tribun panik sehingga akhirnya berdesakan dan berebut keluar stadion. Ribuan penonton yang berdesakan mengakibatkan mereka saling injak dan saling mengunci langkah, sehingga akses ke pintu keluar stadion tersendat.

TGIPF menemukan, sekitar 3 menit lewat 43 detik setelah tembakan gas air mata pertama, penonton semakin berdesakan menuju pintu keluar stadion. Bahkan saat itu penonton semakin padat menuju pintu keluar hingga tak bisa bergerak sama sekali.

Temuan TGIPF ini berbeda dengan penjelasan kepolisian pada Senin (10/10/2022) lalu. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengklaim, sesuai dengan penjelasan ahli dan dokter spesialis yang sempat menangani korban, penyebab kematian suporter adalah kehabisan oksigen karena berdesakan.

“Penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Karena apa? Terjadi desak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan, mengakibatkan kekurangan oksigen di pintu 11, 13, 14, dan 3,” kata Dedi.

Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 132 orang tewas ini terjadi seusai pertandingan sepak bola Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam, 1 Oktober lalu. Saat itu, laga derbi yang dimenangi Persebaya ini berjalan aman. Lalu, ada dua suporter yang mula-mula memasuki lapangan untuk menyemangati pemain Arema.

Adanya polisi yang menghalau kedua suporter itu justru membuat penonton semakin banyak yang merangsek ke lapangan. Ratusan polisi dibantu pasukan TNI di dalam lapangan lantas berusaha menghalau suporter tersebut agar kembali ke tribun. Sempat terjadi ketegangan antara suporter dan petugas keamanan, hingga polisi menembakkan gas air mata. Sebagian besar tembakan gas air mata itu diarahkan ke tribun penonton.

Polri mengklaim hanya sebelas kali menembakkan gas air mata ke tiga penjuru di dalam stadion. Yaitu, tujuh kali tembakan ke tribun selatan, satu kali ke tribun utara, dan tiga kali ke lapangan.

TGIPF menemukan polisi menggunakan gas air mata kedaluwarsa dalam tragedi tersebut, yang juga sudah diakui kepolisian. TGIPF akan mendalami temuan itu dengan menguji selongsong gas air mata di laboratorium. Hasil uji laboratorium inilah yang akan memastikan bahaya penggunaan gas air mata kedaluwarsa tersebut.

Back to top button