Ototekno

Teknologi Canggih Jepang Buka Lembaran Baru dalam Eksplorasi Bulan


Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), pesawat ruang angkasa tak berawak milik Jepang, telah berhasil mengirimkan data penting dari permukaan bulan. Beroperasi di lingkungan yang keras dan tak terduga, SLIM memberikan analisis terperinci mengenai 10 bebatuan bulan, sebuah pencapaian yang melampaui harapan awal.

Diluncurkan oleh Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), SLIM berhasil mendarat di bulan pada 20 Januari 2024. Meskipun mengalami kendala teknis awal yang membuat panel surya tidak dapat mengumpulkan energi matahari, pesawat ini menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan berhasil memulihkan komunikasi dan kembali beroperasi pada hari kedelapan.

Penggunaan kamera spektral multi-band oleh SLIM telah memungkinkan tim di Bumi untuk mempelajari komposisi batuan bulan dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya. 

Manajer Proyek JAXA, Shinichiro Sakai, menyatakan optimisme bahwa temuan ini akan membantu menjawab pertanyaan lama tentang asal-usul bulan. “Kami berharap analisis batuan ini akan membawa kita pada asal usul bulan,” ujarnya seperti dikutip dari NPR, Sabtu (/2/2024).

Data yang dikumpulkan dari batuan, yang diberi nama menarik seperti Akitainu, Beagle, dan Shibainu, diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang teori “dampak raksasa”. Teori ini menyatakan bahwa bulan terbentuk dari material yang terlepas dari Bumi akibat tumbukan dengan objek luar angkasa lainnya. 

Dengan membandingkan komposisi mineral batuan bulan dengan batuan di Bumi, para ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembentukan bulan.

Pendaratan SLIM, yang berlokasi sekitar 55 meter dari target yang diinginkan dekat kawah Shioli, mencatatkan rekor untuk akurasi pendaratan dalam misi bulan. Area ini dipilih karena keunikannya, tertutup batuan vulkanik yang menawarkan peluang studi yang berharga.

Kini, dengan SLIM dalam mode hibernasi menunggu matahari kembali menyinari permukaan bulan, dunia menantikan fase berikutnya dari misi ini. Keberhasilan SLIM tidak hanya membuktikan kemajuan teknologi eksplorasi luar angkasa Jepang tetapi juga menandai Jepang sebagai negara kelima yang berhasil mencapai bulan, bergabung dengan Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, dan India dalam daftar elit eksplorasi bulan.

Misi ini, yang awalnya bertujuan untuk menganalisis satu batuan, telah melampaui harapan dengan mengumpulkan data dari sepuluh batuan. Ini menunjukkan potensi besar untuk penemuan lebih lanjut yang bisa mengubah pemahaman kita tentang bulan dan, pada gilirannya, asal-usul kita sendiri di alam semesta.

Saat SLIM bersiap untuk fase berikutnya, komunitas ilmiah dan masyarakat luas menunggu dengan penuh antisipasi. Temuan yang akan datang dari misi ini diharapkan tidak hanya memperluas batas pengetahuan manusia tentang luar angkasa tetapi juga menginspirasi generasi masa depan untuk terus mengeksplorasi dan memahami misteri alam semesta.

Back to top button