News

Pemimpin Chechnya Bela Palestina, Tawarkan Pasukan Penjaga Perdamaian

Pemimpin wilayah Chechnya Rusia, Ramzan Akhmadovich Kadyrov, menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina menyusul pecahnya perang antara Israel dengan kelompok Hamas.

Mungkin anda suka

Dalam pernyataannya yang diunggah ke media sosial Telegram, Kadyrov memohon kepada ‘komunitas internasional’ untuk menyerukan solusi damai terhadap konflik tersebut.

Ia mengatakan bahwa Chechnya siap untuk menyediakan unitnya sendiri sebagai ‘pasukan penjaga perdamaian’ jika diperlukan.

“Saya mengimbau kepada masyarakat internasional agar setidaknya mereka dapat mengambil keputusan yang adil mengenai situasi di Palestina setidaknya sekali,” tulis Kadyrov dalam akun Telegram miliknya, seperti dikutip Newsweek, Selasa (10/10/2023).

Kadyrov melanjutkan dengan menegaskan bahwa pihaknya mendukung Palestina, Ia juga menjabarkan bahwa dirinya memahami provokasi yang dilakukan oleh sekelompok warga Israel terhadap Umat Islam.

“Kami mendukung Palestina dan kami menentang perang ini, yang tidak seperti konflik lainnya, dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar,” katanya.

Selain itu, Kadyrov menawarkan untuk mengerahkan unit-unit Chechnya sebagai pasukan penjaga perdamaian, yang siap untuk memulihkan ketertiban dan melawan elemen-elemen yang mengganggu di Timur Tengah.

“Saya sendiri pernah ke Israel. Dan delegasi damai kami mengalami upaya provokasi terang-terangan secara langsung. Oleh karena itu, saya menyerukan penghentian perang dan segala bentuk eskalasi situasi,” ucapnya.

“Jika perlu, unit kami siap bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian untuk memulihkan ketertiban dan melawan pembuat onar,” tambah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu.

Pemimpin Chechnya itu menyatakan dukungannya kepada Palestina sebagai sesama wilayah yang dihuni mayoritas Muslim. Kadyrov bahkan mengirim pasukan untuk membantu Rusia melawan perang di Ukraina.

Sedangkan, Ukraina yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Israel memiliki hak yang ‘tidak dapat disangkal’ untuk mempertahankan diri.

“Teror selalu merupakan kejahatan, tidak hanya terhadap satu negara atau korban tertentu, tapi terhadap kemanusiaan secara keseluruhan,” ujarnya.

Hamas melancarkan operasi bertajuk Badai Al-Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi, dengan menembakkan ribuan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, udara dan laut.

Dikatakan bahwa serangan mendadak itu merupakan respons terhadap penyerbuan Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.

Jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 704 orang, termasuk 143 anak-anak dan 105 wanita, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa pagi waktu setempat.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengungkapkan, jumlah korban luka akibat serangan Israel telah meningkat menjadi sekitar 4.000 orang.
 

Back to top button