Kanal

Salim Said dan Jasa-jasanya untuk Indonesia


Jenazah Prof. Salim Said selesai dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu pukul 13.27 WIB.

Berakhirnya prosesi pemakaman ditandai dengan selesainya empat orang penggali kubur menutup liang kubur almarhum dengan tanah. Kemudian perwakilan keluarga menyampaikan dan mengajak hadirin untuk melaksanakan doa bersama untuk almarhum Salim Said.

Sementara itu, perwakilan keluarga Prof. Salim Said, Zacky Riyadi, mengatakan almarhum dimakamkan dalam liang kubur yang sama dengan ibunya.

“Di Blok AAII blad 020 petak 0250, rencananya menggunakan makam ibunya,” ujar Zacky di rumah duka atau sebelum jenazah Salim Said dishalatkan dan diberangkatkan ke TPU Tanah Kusir.

Multi Karier Salim Said

Almarhum Prof Salim Said
Almarhum Prof Salim Said. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Prof. Salim Said semasa hidupnya merupakan tokoh pers dan perfilman Indonesia, akademisi, cendekiawan, duta besar RI, anggota Badan Pekerja MPR (BP-MPR), penulis buku, dan pengamat militer.

Prof. Salim wafat pada usianya ke-80 tahun di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada hari Sabtu (18/5) pukul 19.33 WIB.

Kabar meninggalnya mendiang Salim Said disampaikan pertama kali oleh istrinya, Herawaty.

Berikut beberapa fakta tentang Salim Said semasa hidup yang dihimpun Inilah.com.

1. Intelek

Prof Salim Said memang dikenal sebagai seorang intelek dan juga wartawan ternama. Tidak hanya itu saja, dirinya juga banyak menciptakan buku dengan berbagai judul yang banyak mengangkat tema film, politik dan juga militer.

Prof Salim Said juga merupakan seorang intelek ternama di Indonesia, dirinya pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan psikologi, sayangnya tidak berlanjut.

Dirinya lebih memiliki jurusan sosiologi di universitas yang sama dan dinyatakan lulus pada tahun 1976. Kemudian, dirinya tidak berpuas diri dalam menimba ilmu.

Hal tersebut dibuktikan dengan berangkatnya Prof Salim Said ke Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan di Ohio State University. Tidak tanggung-tanggung, dirinya meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan doktor Ilmu Politik.

Prof Salim Said juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko pada masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya pada tahun 2006 hingga 2010.

2. Jasa Besar di Dunia Film Indonesia

post-cover

Aktor senior Slamet Rahardjo mengenang kontribusi almarhum Prof. Salim Said terhadap dunia perfilman di Tanah Air.

“Sebelum Salim Said datang, perfilman semacam berserakan, ke mana-mana. Tidak ada persatuan, tidak paham arti organisasi, tidak paham arti bahwa segala sesuatu yang berhadapan dengan film dan teater adalah ilmu,” kata Slamet Rahardjo di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Minggu.

“Mohon disampaikan rasa terima kasih kami, rasa terima kasih orang film, rasa terima kasih orang teater. Salim Said telah menyatukan kami,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, dia turut menyampaikan perkembangan jumlah penonton film Indonesia saat ini dan dibandingkan dengan masa almarhum hidup.

“Saya mau kasih laporan kepada Salim. Waktu Salim hidup, film Indonesia cuma ditonton 300.000-400.000 orang, tetapi Lim, aku lapor sama kamu, hari ini film Indonesia telah memiliki posisi tawar yang baik, penontonnya 10 juta orang,” katanya.

Slamet Rahardjo menjelaskan bahwa salah satu hal tersebut dapat terjadi karena peran dari almarhum semasa hidup.”Lim, perjuanganmu tidak sia-sia. Langkahmu memperkuat yang namanya bergandengan tangan sebagai orang film, tetapi memiliki dasar ilmu yang jelas. Inilah Profesor Doktor Salim Said,” jelasnya.

3. Guru Para Kolonel TNI

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa TNI kehilangan sosok Prof. Salim Said yang wafat pada Sabtu (18/5) malam.

“TNI kehilangan sosok karena setiap kolonel di TNI pasti pernah jadi murid beliau,” kata Gatot usai ikut melaksanakan shalat jenazah di Masjid Al Akhbar, Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Minggu.

Gatot mengenang sosok almarhum Salim Said sebagai mentor bagi dirinya.”Almarhum Salim Said adalah guru saya, dosen saya. Kemudian beliau merupakan arsip hidup,” jelasnya.

4. Wartawan Teladan

Jenazah Salim Said dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan
Jenazah Salim Said dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan (Foto: Antara/Rio Feisal)

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan bahwa Prof Salim Said patut dijadikan teladan bagi wartawan era modern.

“Saya kira pak Salim Said ini bisa jadi teladan bagi wartawan pada masa sekarang, wartawan harus tidak berhenti untuk belajar baik formal dan informal. Formal bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya dan infomal terus belajar, membaca buku, diskusi supaya kita bisa meneruskan apa yang diteladani Prof Salim Said dalam menjadi wartawan sekaligus intelektual,” kata Usman.

Prof Salim Said merupakan sosok wartawan yang giat dalam menuntut ilmu, berbagai gelar juga diraih semasa hidupnya. Bahkan, beliau harus menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS).”Beliau adalah wartawan intelektual saya kira, beliau wartawan yang menimba ilmu sampai doktor dan menjadi profesor,” ujar dia.

Prof Salim Said merupakan seorang wartawan senior, pengamat sekaligus penulis buku yang sudah banyak merilis berbagai judul bertemakan film, politik dan juga militer.

Back to top button