Market

Daftar 11 Maskapai Penerbangan Indonesia yang Bangkrut

Garuda Indonesia, perusahaan BUMN yang satu ini sempat menikmati masa kejayaannya di tahun 1980-an, berkat kerja keras Wiweko Soepono yang menjabat sebagai Direktur Utama Garuda pada tahun 1964-1984.

Di masa kejayaannya, Garuda Indonesia sempat mendapat julukan sebagai ‘Penguasa Langit’. Sebab pada masa itu, Garuda Indonesia memiliki 79 pesawat dan menjadikannya sebagai maskapai penerbangan terbesar di belahan bumi selatan dan kedua di Asia setelah Japan Air Lines.

Di tahun 1984, masa kejayaan Garuda mulai meredup setelah Wiweko dicopot oleh Presiden Soeharto.

Kepada penggantinya, Wiweko meninggalkan surplus tunai sebesar US$108 juta dan US$4 juta dana taktis. Namun uang itu lenyap.

Akibatnya, terjadilah perselisihan di antara manajemen Garuda Indonesia dengan pilot dan serikat pekerjanya.

Masalah masih terus menimpa Garuda Indonesia. Bahkan di tahun 1999 atau masa krisis moneter, Garuda Indonesia hampir bangkrut karena terlilit masalah utang.

Sampai tahun 2004, Garuda Indonesia terus merugi sampai lebih dari Rp800 miliar. Namun di tahun 2009, Garuda Indonesia kembali bangkit dan mencatat keuntungan lebih dari Rp1 triliun.

Setelah terbebas dari masa kelam, Garuda Indonesia kembali rugi hingga US$76,38 juta atau setara Rp1,14 triliun di paruh pertama 2023.

Sebelumnya maskapai ini sempat diguyur duit Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun melalui APBN 2022. Tapi entah mengapa, maskapai pelat merah ini masih mengalami kerugian.

Namun Irfan Setiaputra, selaku Dirut Garuda masih terus melakukan pembelaan bahwa kerugian di paruh pertama 2023 sudah turun, daripada kuartal I-2023 dengan total kerugian US$110,03 juta, atau setara Rp1,65 triliun.

Dalam 5 tahun terakhir, Garuda Indonesia tercatat sudah mengalami kerugian yang sangat besar. Total kerugian terbesarnya terjadi pada 2021 sebesar Rp62 triliun.

Entah apa yang terjadi pada maskapai ‘Penguasa Langit’ ini. Apakah mereka bisa bertahan, atau justru ikut masuk dalam daftar maskapai penerbangan Indonesia yang bangkrut di masa kejayaannya.

Berikut adalah daftar maskapai penerbangan Indonesia yang bangkrut, salah satunya pailit karena tidak bisa menyaingi masa kejayaan Garuda Indonesia.

1. Adam Air

Adam Air, Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut - inilah.com
Adam Air, Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut (Photo: Alinea.id)

Adam Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang menerapkan ‘Low Cost Carrier’. Nama lengkap maskapai ini adalah Adam SkyConnection Airlines yang didirikan oleh Agung Laksono dan Sandra Ang pada 22 November 2002.

Maskapai ini mulai beroperasi di penghujung tahun 2003 dengan melayani 20 jalur domestik dan internasional ke Penang dan Singapura.

Di awal beroperasinya, Adam Air menyewa dua armada pesawat Boeing 737-400. Adam Air mengklaim pesawat yang mereka gunakan terbilang baru, namun faktanya ternyata mereka menyewa pesawat yang sudah berusia 15 tahun.

Adam Air sempat berjaya selama beberapa tahun. Bahkan mereka berhasil meningkatkan jumlah penumpang dari 5 juta menjadi 25 juta orang dengan book rate 90 persen.

Keberhasilannya membawa Adam Air mendapat penghargaan ‘Low Cost Airline of the Year 2006’ dalam acara ‘3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit’.

Sayang, Adam Air tidak dapat mempertahankan prestasinya karena beberapa armadanya tercatat mengalami banyak kecelakaan pesawat.

Salah satu kecelakaan terfatalnya terjadi pada 1 Januari 2007, dimana pesawat Boeing 737-4Q8 yang membawa 96 penumpang dan enam awak pesawat hilang tak berjejak.

Dampaknya, standar penilaian keselamatan Adam Air berada di peringkat ke-3, sehingga mereka harus meninjau ulang kinerja dan aspek keselamatan penumpang setiap 3 bulan sekali.

Adam Air tidak mengindahkan sanksi tersebut. Akhirnya pada 18 Maret 2008, Departemen Perhubungan mencabut izin penerbangan Operation Specification dan mencabut izin AOC (Aircraft Operator Certificate) pada 19 Juni 2008. 

2. Jatayu Airlines

Jatayu Airlines - inilah.com
Jatayu Airlines (Photo: Wikipedia)

Jatayu Airlines atau Jatayu Gelang Sejahtera adalah maskapai penerbangan charter yang berdiri pada tahun 2000 yang didirikan oleh Sutinah, pemilik pertama perusahaan. Maskapai ini beroperasi dalam penerbangan domestik dan internasional.

Jatayu Airlines pertama kali mendapatkan sertifikat operator penerbangan atau Aircraft Operator Certificate (AOC) di tahun 2000. Bermodalkan sertifikat ini, Jatayu mulai mengembangkan bisnis pernerbangannya secara komersil di tahun 2001.

Hak kepemilikan Jatayu Airlines berpindah tangan ke Wiryanto Lie karena masalah finansial perusahaan.

Wiryanto sendiri merupakan pemilik perusahaan agen perjalanan terbesar di Sumatera Utara, yaitu Trophy Tour.

Selama dipegang oleh Wiryanto, kondisi Jatayu Airlines mulai stabil dan secara langsung mendorong peningkatan pada usaha agen perjalanan Trophy Tour.

Tahun 2007 menjadi masa kelam Jatayu setelah Kementerian Perhubungan mengultimatum perusahaan untuk meningkatkan unsur keselamatan. Kemenhub memberikan waktu 3 bulan untuk perusahaan memperbaiki masalah tersebut.

Namun Jatayu Airlines sendiri tidak berusaha melakukan apapun untuk memperbaiki unsur keselamatan pesawat. Akhirnya, Kemenhub mencabut izin operasinya di tahun 2007.

Di tahun 2008, Jatayu berhasil mendapat lisensi kembali  dan mulai beroperasi sebagai maskapai penerbangan charter. Jatayu bekerja sama dengan perusahaan Adam Air untuk mengisi ‘slot’ terbang yang telah dicabut oleh Kemenhub kepada Adam Air.

Namun di pada April 2008, surat izin operasi Jatayu kembali dibekukan oleh Kemenhub karena tidak memenuhi kelayakan dalam jumlah armada (minimal lima buah pesawat).

Tanggal 24 Januari 2014, Jatayu Airlines mengubah nama maskapainya menjadi New Jatayu Air dengan kode JZ. Di tahun ini, New Jatayu Air beroperasi di jalur domestik untuk penerbangan Batam, Bandung, Palembang, dan Batam.

Meski berusaha untuk bangkit kembali dengan menggunakan nama baru, kebobrokan Jatayu Airlines masih melekat di New Jatayu Air sehingga maskapai ini masuk di daftar maskapai yang dilarang di Uni Eropa karena alasan keamanan.

3. Batavia Air

Batavia Air, Salah Satu Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut - inilah.com
Batavia Air, Salah Satu Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut (Photo: Wikipedia)

Batavia Air merupakan maskapai di bawah PT. Metro Batavia yang beroperasi pada 5 Januari 2002. 

Di awal berdirinya, maskapai ini memiliki 3 buah pesawat, Fokker F28 dan Boeing 737-200 dan mengincar pasar kelas menengah, menawarkan layanan standar, tidak murah, dan tidak eksekutif.

Setelah sukses mendapat kepercayaan di Indonesia, Batavia Air mulai membuka rute internasional dari Jakarta-Guangzhou, Jakarta-Pontianak-Kuching, dan Jakarta-Denpasar-Perth, di tahun 2003.

Bisa dibilang, Batavia Air beroperasi sangat baik dan menjamin keselamatan penumpang yang tinggi. Bahkan mereka berhasil mengantongi izin penerbangan di Uni Eropa yang tergolong eksklusif.

Selama 10 tahun beroperasi, Batavia Air mengalami delapan kali kecelakaan kecil dan tidak merenggut satu nyawa-pun (zero accident).

Batavia Air bangkrut bukan karena masalah kecelakaan dan faktur keselamatan penumpang, melainkan hutang yang menumpuk sampai akhirnya pengadilan menyatakan Batavia Air pailit.

4. Merpati Nusantara Airlines

Merpati Airlines - inilah.com
Merpati Airlines (Photo: Batam News)

PT Merpati Nusantara Airlines adalah perusahaan bekas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di industri penerbangan regional. Perusahaan ini memiliki maskapai penerbangan bernama Merpati Airlines.

PT Merpati Nusantara Airlines pertama kali didirikan oleh Pemerintah Indonesia pada 6 September 1962 dengan nama ‘PN Merpati Nusantara’. Perusahaan ini menyediakan layanan penerbangan regional dan memiliki empat unit De Havilland Canada DHC-3 Otter dan dua unit Douglas DC-3 yang dihibahkan oleh TNI AU.

Di tahun 1963, Merpati akhirnya mulai beroperasi di rute Jakarta-Semarang, Tanjung Karang, dan Balikpapan.

Di tahun 1964, Merpati mendapat hibah pesawat dari Garuda Indonesia, yaitu tiga unit Douglas DC-3, 2 unit DHC-3 Otter, dan 1 unit DHC-2 Beaver.

Bertambahnya jumlah armada membuat Merpati mulai memperluas jalur penerbangan ke Irian Barat, Sumatera, dan Nusa Tenggara.

Di tahun 1967, pemerintah daerah mulai mengurangi subsidi karena menganggap Merpati bisa berdiri secara mandiri. Namun ternyata, dugaan itu salah dan menimbulkan masalah keuangan bagi Merpati.

Pada tahun 1978, pemerintah menyerahkan semua saham perusahaan PN Merpati Nusantara ke Garuda Indonesia. Setelah berada di bawah Garuda Indonesia, nama perusahaan PN Merpati Nusantara diubah menjadi PT Merpati Nusantara Airlines.

Meski sudah berada di bawah naungan Garuda Indonesia dan mendapat banyak sumbangan pesawat, ternyata Merpati Airlines tetap tidak dapat keluar dari masalah keuangan.

Pada akhirnya, Merpati Airlines resmi beroperasi pada 1 Februari 2014 karena masalah keuangan dan utang mencapai Rp10,95 triliun.

5. Indonesian Airlines

Indonesian Airlines, Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut - inilah.com
Indonesian Airlines, Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut (Photo: YouTube Akbar Nugroho)

Indonesian Airlines adalah salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang bangkrut. Maskapai ini didirikan oleh Rudy Setyopurnomo pada tahun 1999 dan mulai beroperasi pada Maret 2001.

Pada 24 Maret 2002, Indonesian Airlines mulai membuka rute penerbangan Jakarta-Surabaya. Jenis armada yang dipakai pada saat itu adalah dua unit Boeing 737-300.

Rudy Setyopurnomo adalah alumni Harvard dan Massachusetts Institute of Technology dan mantan karyawan teknisi Garuda Indonesia.

Dia ingin semua ilmu yang didapat dari Garuda Indonesia diterapkan di Indonesian Airlines. 

Bahkan Rudy menerapkan konsep yang hampir sama seperti Garuda Indonesia, namun dia menawarkan harga tiket yang jauh lebih murah 10 persen dan promosi yang begitu menggiurkan.

Selama beroperasi, Indonesian Airlines membuka rute regional ke Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar. 

Maskapainya cukup dipercaya oleh masyarakat Indonesia dan hampir tidak memiliki masalah sama sekali. Di tahun 2003, Indonesian Airlines menambah 1 unit pesawat Boeing 727-300 dan 2 unit 747-300 yang dikhususkan untuk penerbangan haji.

Namun niat tersebut harus di kubur dalam-dalam, sebab IA dinyatakan pailit di tahun 2003.

6. Mandala Airlines

Mandala Airlines - inilah.com
Mandala Airlines (photo: Zona Aero)

Mandala Airlines (sekarang Tigerair Mandala) adalah maskapai penerbangan low cost yang berkantor pusat di Jakarta yang beroperasi pada 17 April 1969.

Di tahun 2006, maskapai ini dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International dengan tujuan untuk bersaing di industri penerbangan melawan China dan India.

Pada 2007, Mandala memesan 30 pesawat airbus baru senilai US$2,3 miliar dan menghentikan penggunaan semua pesawat jenis Boeing dan menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering Company dalam hal perawatan.

Dengan armada Airbus A320 dan A319, Tigerair Mandala menawarkan layanan rute 17 tujuan penerbangan dengan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat, dan harga yang terjangkau.

Sayang, perjalanan Tigerair Mandala harus berhenti pada 12 Januari 2011 karena masalah utang. Di akhir Februari, para kreditur menyetujui restrukturisasi utang Mandala menjadi saham sehingga maskapai ini kembali beroperasi pada Juni 2011.

Lagi-lagi, Tigerair Mandala mengalami masalah keuangan dan menghentikan kegiatan operasional secara total pada 1 Juli 2014.

7. Bouraq Indonesia Airlines

Bouraq Indonesia Airlines - inilah.com
Bouraq Indonesia Airlines (Photo: propeller09)

Bouraq Indonesia Airlines atau sering disingkat menjadi Bouraq Airlines adalah maskapai penerbangan swasta yang didirikan oleh seorang pengusaha bernama Jerry Albert Sumendap.

Nama ‘Bouraq’ sendiri diambil dari nama kendaraan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa suci dalam Islam, Isra Mi’raj. Nama tersebut sengaja dipilih sebagai bentuk doa dan harapan untuk menjadi maskapai tercepat.

Maskapai ini sengaja didirikan oleh Jarry untuk memudahkan kunjungannya dan karyawan senior di PT Porsida. 

Pada 1969, Jerry mulai mengembangkan maskapainya dengan maksud untuk menghubungkan Kalimantan dengan pulau-pulau lain di Tanah Air bermodalkan tiga unit Douglas DC-3.

Di tanggal 1 April 1970 menjadi perjalanan awal maskapai Bouraq saat pertama kalinya mendarat di lapangan rumput di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Jerry yang memiliki perusahaan kayu sangat membutuhkan transportasi udara untuk mengangkut sebuah kebutuhan dan pekerjaannya ke kawasan pedalaman Kalimantan.

Namun setelah berjalannya waktu, perusahaan kayu milikinya gulung tikar. Di lain sisi, Bouraq Airlines semakin membesar sampai akhirnya mereka mendirikan anak perusahaan bernama Bali Air di tahun 1972.

Tiga tahun setelahnya atau tepatnya pada 1995, Jerry Sumendap wafat dan posisinya digantikan oleh Danny Sumendap.

Di bawah kepemimpinan Danny, Bouraq melakukan restrukturisasi besar-besaran sejalan dengan ketatnya persaingan di industri penerbangan.

Bouraq tidak dapat bersaing dengan maskapai lain sehingga di akhir tahun 2005, maskapai ini dinyatakan bangkrut atau pailit.

8. Bali Air

Bali Air - inilah.com
Bali Air (Photo: WiKi)

Bali Air adalah anak perusahaan dari Bouraq Indonesia Airlines yang berdiri di tahun 1973. Maskapai ini berbasis di Jakarta dan memiliki 5 armada yang terdiri dari 2 unit BAe 748 Series 2A, 2 unit BAe 748 Series 2B, dan 1 unit Boeing 737-200.

Bouraq Indonesia Airlines dinyatakan pailit di tahun 2005. Dua tahun setelahnya atau tepatnya pada Februari 2007, Bali Air terpaksa mengikuti jejak Bouraq Air untuk menghentikan seluruh bisnis operasionalnya.

9. Awair Airlines

Awair Airlines - inilah.com
Awair Airlines (Photo: Wikimedia Commons)

Awair Airlines atau Air Wagon Internasional Airline merupakan maskapai penerbangan yang didirikan oleh Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid pada 16 Juni 2000.

Maskapai ini menawarkan layanan rute domestik untuk rute JakartaSurabaya, Jakarta-Medan, dan Jakarta-Balikpapan. 

Memiliki slogan ‘Striving to be One of the Best’, Awair Airlines berusaha untuk terus berekspansi dan tidak hanya menguasai pasar domestik saja, mereka juga mengembangkan operasionalnya ke rute internasional.

Namun semua itu tinggal harapan, sebab maskapai ini mengalami kendala dari sisi perawatan operasional pesawat yang sangat tinggi.

Awair Airlines sempat berusaha untuk memperbaiki semua armada dan mendatangkan pesawat berbadan sempit Airbus A320.

Sayang semua usahanya sia-sia, sebab Awair dinyatakan pailit pada Maret 2002. Tiga tahun setelahnya, AOC milik Awair Airlines diambil alih oleh AirAsia untuk mendirikan cabang bernama AirAsia Indonesia.

10. Star Air

Star Air, Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut - inilah.com
Star Air, Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Bangkrut (Photo: Wikipedia)

Star Air adalah salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang berdiri di tahun 200, saat pemerintah mencanangkan deregulasi penerbangan.

Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai siapa sosok pendiri, masa berjaya, dan perjuangan maskapai ini.

Namun statusnya hampir sama dengan maskapai sebelumnya setelah Kemenhub mencabut lisensi di tahun 2005 karena tidak aktif atau menghentikan operasinya.

11. Linus Airways

Linus Airways - inilah.com
Linus Airways (Photo: Wikipedia)

Linus Airways masuk dalam daftar maskapai penerbangan Indonesia yang bangkrut. Nama Linus merupakan singkatan dari ‘Lintasan Nusantara’.

Maskapai ini pertama kali didirikan pada 1 Juni 2004. Namun Linus Airways baru mengantongi izin terbang (Air Operator Certificate) dari Departemen Perhubungan pada 13 Februari 2008.

Di awal operasionalnya, maskapai ini melayani penerbangan regional di beberapa kota di Indonesia, seperti Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam, dan Bandung.

Sayang, pada 27 April 2009, maskapai ini berhenti beroperasional karena mengalami kesulitan likuiditas dan pencabutan izin penerbangan.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button