News

Haedar Nashir: Kemenangan di Pemilu Justru Jadi Beban yang Berat


Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan kemenangan dalam kontestasi politik sebenarnya bukan kegembiraan, melainkan justru menjadi sebuah kewajiban tanggung jawab dan beban yang berat.

“Jadi harus mulai berpikir ekstra serius dengan jiwa kenegarawanan tertinggi,” kata Haedar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (21/3/2024).

Haedar berharap para pemegang mandat baik di level eksekutif maupun legislatif mendatang mampu tampil sebagai pemimpin-pemimpin bangsa yang berjiwa negarawan.

Mereka, lanjut Haedar, harus bersedia meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri, kroni, serta golongan sendiri.

Haedar menyebut godaan kekuasaan biasanya muncul dalam perjalanan mengemban amanah, di mana kepentingan diri, kroni, golongan sendiri jauh lebih kuat ketimbang kepentingan bangsa negara.

“Maka lima tahun ke depan adalah proses perjalanan ujian kenegarawanan bagi mereka yang terpilih baik di presiden-wakil presiden maupun lembaga legislatif,” tutur Haedar.

Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu (20/3/2024), menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.

Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari mengungkapkan pasangan Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara. Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 40.971.906 suara, adapun pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 27.040.878 mendapatkan suara.

Sementara itu, kubu Anies-Muhaimin telah mengajukan gugatan sengketa Pilpres 2024 atau Perselisihan Hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PHPilpres) ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis (21/3/2024). Sedangkan kubu Ganjar-Mahfud diagendakan mengajukan gugatan ke MK pada Jumat (22/3/2024).
 

Back to top button