Hangout

Pilih Pengobatan Herbal, Pasien Kanker Terlambat Ditangani

Banyak orang lebih memilih menggunakan obat alternatif seperti hebal untuk menyembuhkan kanker. Ikatan Doker Anak Indonesia (IDAI) menyangkan hal tersebut, lantaran pada akhirnya banyak pasien yang datang ke pusat kesehatan ketika sudah stadium lanjut.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Teny Tjitra Sari mengatakan sebetulnya obat herbal ini belum terbukti klinis untuk menyembuhkan.

“Rasanya obat herbal ini kan belum ada bukti klinis ya sebenernya, jadi kami memang gak pake obat herbal untuk kanker,” kata Teny dalam acara IDAI Kanker pada Anak secara virtual, Jakarta, Sabtu (4/2/2023).

Teny melanjutkan kanker yang sudah stadium lanjut kemudian memberikan obat herbal yang belum teruji justru menimbulkan penyakit yang lebih berat.

“Karena takut kasih tahu penyakitnya, akhirnya kebanyakan ke alternatif  dulu dan akhirnya datang ke pusat kesehatan itu sudah terlambat.  Mayoritas, 50 persen- 60 persen itu datangnya terlambat,” lanjutnya.

Data IDAI menunjukan dari 12 rumah sakit besar yang ada di Indonesia, ada sebanyak dua ribu pasien anak terkena kanker pertahunnya. Leukemia Limfoblastik sebanyak 673 pasien, Leukemia Myeloblastik 144 pasien, Retinoblastoma 182 pasien, Osteosarkoma 91 pasien, Limfoma Maligna 75 pasien. Data tersebut didapatkan berdasarkan diagnosis pada (1/1/ 2022) sampai dengan (12/30/2022).

Tenya mengatakan, pengobatan alternatif membuat angka harapan hidup lebih rendah. Alasannya, karena terlambat terobati.

“Kenapa pada negara middle-income country seperti di Indonesia angka hidupnya cuma rendah hanya sekitar dua puluh persen karena begitu ke alternatif dulu,” paparnya.

Gejala yang dapat timbul dari leukemia adalah pucat, lemah, rewel dan nafsu makan turun. Selain itu Teny menyebutkan gejala lainnya adanya demam tanpa sebab, pembesaran hati, limpa, perdarahan serta nyeri tulang dan skrotum membesar.

Back to top button