Market

Usai Seminar dengan Menhan, Airlangga Segera Detailkan Dana Proyek Giant Sea Wall


Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan berdasarkan data dari KemenPUPR sudah ada Project Manajement Officer-nya (PMO) untuk pembangunan tanggul pantai dan tanggul laut (Giant Sea Wall), yang menjadi salah satu proyek strategis nasional.

“Fase satu (A) di wilayah Jakarta, Fase B dengan konsep terbuka di wilayah Barat dan pesisir Jakarta, yang C di wilayah Timur Jakarta,” jelas Airlangga dalam Seminar Nasional bertajuk ‘Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa melalui Pembangunan Giant Sea Wall’ di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

“Sehingga dengan di-launching hari ini oleh Pak Menhan, mungkin ini kita integrasikan semua menjadi sistem yang terintegrasi dari Barat hingga Timur. Tentu proyek ini sangat diperlukan dan pendetailan pendanaan kita bahas hari ini,” lanjutnya.

Dalam paparannya, pembangunan tanggul pada fase A oleh Kementerian PUPR diestimasikan sebesar Rp10,3 triliun ditambah dari Pemprov DKI Jakarta Rp5,8 triliun sehingga totalnya Rp16,1 triliun.

Kemudian pembangunan tanggul Fase B, dari pembangunan tanggul dan jalan tol sebesar Rp91 Triliun ditambah dengan pengembangan lahan sekitar tanggul Rp57 triliun, dengan total pendanaan Rp148 triliun.

Sehingga jika digabungkan, total keseluruhan anggaran untuk proyek Giant Sea Wall ini sebesar Rp164,1 triliun.

Selain itu, Airlangga juga mengharapkan agar pertumbuhan ekonomi di 2024 ini, dapat mencapai 5,2 persen. “Dan Indonesia sekarang masuk dalam upper middle income country, di tahun 2024 diperkirakan kita punya per kapita income 5.500,” sambungnya.

Secara agregat, Pulau Jawa berkontribusi terhadap PDB sebesar 57,12 persen. Sementara Pulau Sulawesi tumbuh lebih dari nasional 6,44 persen, dan Maluku-Papua 9,25 yang bersumber dari hilirisasi.

“Bagi kita Pulau Jawa mempunyai tantangan berat, terutama daya tampung akibat erosi, abrasi, banjir dan penurunan permukaan tanah. Penurunan permukaan tanah di Pantura itu 1-25cm per tahun. Dan kenaikan permukaan laut 1-15cm yang mengakibatkan rob,” terangnya.

Airlangga juga menyatakan bahwa pertumbuhan di kawasan Pantura, 20 persen dari GDP Indonesia dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, pariwisata. Terdapat 70 kawasan industri di Utara, 5 kawasan ekonomi khusus (KEK), dan 5 wilayah pusat pertumbuhan.

“Nah ini tentunya aset ini yang kita sering sebut North Jawa Economy ini akan terganggu kalau banjir rob. Nah estimasi kerugian ekonomi diperkirakan hanya di Jakarta saja Rp2,1 Triliun per tahun sehingga tentu nilai dalam 10 tahun bisa Rp10 Triliun kerugiannya,” jelas Airlangga.

Tentu hal ini berakibat langsung pada kehilangan opportunity cost. Sehingga perlu adanya intervensi kebijakan, dan salah satunya melalui tanggul pengamanan pantai, sungai, sistem polder dan pompa.

“Ini wilayah Utara Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jabar ini menjadi proyek strategis nasional pak presiden. Kami juga laporkan Proyek strategis ini nilai total di tahun lalu 1.500 triliun 30 project 9 program dan salah satunya termasuk di tanggul laut ini,” jelasnya.

Back to top button